TRIBUNNEWS.COM - Pasca gempa yang menimpa lombok dan sekitarnya pada (29/07/2018) lalu, Pemerintah kini telah berupaya penuh untuk terus mempercepat pembangunan.
Pemerintah bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) secara bertahap terus menyelesaikan rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan fasilitas publik serta rumah masyarakat di sejumlah daerah terdampak gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pembangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang sudah jadi kini sebesar 10 Unit, sedang yang saat ini tengah dibangun yakni sebesar 603 Unit.
Sementara itu untuk rumah konvensional yang sudah dibangun yakni 6 unit.
Baca: Kisah Korban yang Menyusun Asa Pasca Gempa Lombok
hal itu disampaikan oleh Kepala Humas Badan Nasional Pembangunan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho lewat akun Twitter-nya.
"Pembangunan rumah pascagempa Lombok perlu dipercepat."
"Rumah Risha Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA), yang sudah jadi 10 unit progress 0,29 % dari minat 3.397 KK. Sedang dibangun 603 unit progress 17,75% dari minat 3.397 KK."
"Untuk rumah Konvensional yang sudah jadi 6 unit progress 0,21 % dari minat 2.882 KK," saat dilansir Tribunnews dari akun Twitter @Sutopo_PN pada Jumat, (16/11/2018).
Bantuan pemerintah untuk masyarakat membangun rumahnya yang hancur akibat gempa sudah banyak yang disalurkan dan ratusan rumah sudah dalam proses pembangunan.
Pembangunan rumah rusak sepenuhnya menjadi tanggung jawab warga penerima bantuan.
Merekalah yang akan membangun rumah mereka sendiri dengan cara gotong royong dan tidak ada kontraktor.
Pemerintah tentu berharap agar tidak ada korban jiwa lagi, karena nantinya mereka memiliki rumah tahan gempa.
"Kita mau membangun rumah yang baik, rumah yang tahan gempa."
"Yang harus dilakukan pembangunan rumah tahan gempa, minimum 9 SR, di sini kemarin 7 SR," ungkap Wakil Presiden Jusuf Kalla saat mengunjungi korban gempa pada Selasa (21/8/2018) lalu.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)