TRIBUNNEWS.COM - Gunung Merapi masih terus memperlihatkan aktivitasnya setelah dinyatakan berstatus Waspada level II.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melalui akun Twitternya @BPPTKG pada Jumat (30/11/2018) malam memberikan informasi terbaru.
Yakni informasi seputar pertumbuhan kubah lava hingg data kegempaan yang terjadi di Gunung Merapi selama sepekan 23-29 November 2018.
Baca: Update Terbaru Usai Gunung Merapi Gugurkan Lava, Kubah Lava Makin Besar
Kubah lava terus tumbuh
Dalam informasi yang diunggah, mencatatkan bahwa volume kubah lava per 29 November 2018 sebesar 329.000 m3 dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.500 m3 per hari, relatif sama dari minggu sebelumnya.
Jumlah tersebut meningkat dari data terakhir per 22 November mencapai 308.000 m3.
Disimpulkan, saat ini kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah yakni kurang dari 20.000 m3 per hari.
Terjadi total 388 gempa di Gunung Merapi
Rangkuman Tribunnews dari data BPPTKG, telah terjadi total 388 gempa selama sepekan ini.
Terdiri dari 34 kali gempa hembusan (DG), sekali gempa Vulkanik Dalam (VTA), 4 kali gempa Vulkanik Dangkal (VB), 15 kali gempa Fase Banyak (MP), 309 kali gempa Guguran (RF), 20 kali gempa Low Frekuensi (LF) dan 5 kali gempa Tektonik (TT).
Intensitas kegempaan pekan ini lebih tinggi dari pekan sebelumnya.
Hujan dan lahar
Pekan ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 50 milimeter per jam selama 75 menit di Pos Jrakah per 29 November 2018.
Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Kesimpulan
kubah lava saat ini dalam kondisi stabil dengan laju pertumbuhan yang masih relatif rendah
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam tingkat aktivitas Waspada.
Saran
Radius 3 kilometer dari puncak Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian.
Masyarakat yang tinggal di KRB III mpohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Merapi.
Status aktivitas Merapi akan ditinjau kembali jika ada perubahan aktivitas Merapi yang signifikan.
Masyarakat beraktivitas di sungai yang berhulu di Merapi diharapkan mewaspadai bahaya lahar karena memasuki musim hujan.
Pemerintah daerah direkomendasikan memberi sosialisasi terkait kondisi Merapi.
Informasi resmi aktivitas Merapi dapat diakses melalui Pos Pengamatan gunung Merapi terdekat, radio komunikasi frekuensi 166,075 MHZ, website www.merapi.bgl.sdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG Jalan cendana No 15 Yogyakarta.
(Tribunnews.com/Facundo Chrysnha Pradipha)