TRIBUNNEWS.COM - Gempa telah mengguncang wilayah di Indonesia sebanyak dua kali dalam sehari, pada Jumat (7/12/2018).
Gempa pertama terjadi di wilayah Lebak, Banten, pada pukul 06.43 WIB.
Gempa berkekuatan 5 SR telah mengguncang Banten dengan kedalaman 19 km.
Lewat Twitter resminya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengungkapkan gempa tersebut dapat dirasakan hingga Pelabuhan Ratu dan Pandeglang.
Baca: BREAKING NEWS : Gempa 4,4 SR Guncang Nias
Gempa berpusat di laut, 83 km Barat Daya Lebak, Banten.
Gempa tersebut dirasakan oleh warga di Pelabuhan Ratu dengan Skala MMI II-III.
Sedangkan di Pandeglang, warga merasakan gempa dengan Skala MMI II-III.
Sementara itu, gempa juga terjadi di Kabupaten Simeuleu, Provinsi Aceh.
Baca: Gempa Berkekuatan 5 SR Mengguncang Lebak Banten Jumat Pagi, 7 Desember 2018
Gempa di Kabupaten Simeuleu berkekuatan 4,4 SR pada pukul 11.13 WIB.
Gempa tersebut berpusat di laut, 42 km tenggara Kabupaten Simeuleu dengan kedalaman 17 km.
Gempa di Kabupaten Simeuleu juga dirasakan oleh warga Sinabang.
Gempa tersebut dirasakan dengan Skala MMI III.
Baca: Nana Mirdad Hanya Bisa Pasrah dan Berdoa Saat Anak-anaknya Alami Gempa Lombok di Bali
Berdasarkan Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), beginilah gambaran keadaan yang dirasakan seseorang terhadap guncangan gempa, dikutip dari situs BMKG:
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang
II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.
Sementara pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat.
Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah.
Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan menjadi gelap.
Benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunnews.com/Whiesa)