TRIBUNNEWS.COM, FLORES - Hendrikus Belang Koten salah satu saksi sejarah bencana Tsunami di Pantura Flores Timur 12 Desember 1992.
Anggota DPRD Flotim (Flores Timur) ini mengaku masih trauma mengenang peristiwa tragis yang mengubur 16 angota keluarganya di Turubean Kecamatan Tanjung Bunga Flores Timur.
Saat keluarganya tersapu bersih oleh Tsunami di kampung halamannya kala itu, Hendrik berada di Kawaliwu Kecamatan Lewolema Pantura Flotim.
"Saya salah satu korban yang selamat. Saya tidak percaya masih hidup sampai saat ini," cerita Hendrik di Kantor DPRD Flotim Selasa (11/12/2018).
Hendrik mengisahkan hari kejadian, ia sedang menanam jambu mente di sekitar Pantai Kawaliwu. Tiba-tiba bumi bergoyang dan tanah di sekitar dirinya terbelah.
"Tanah terbelah dan dari dalam tanah itu tersembur air. Saya langsung pikir tanah ini akan segera tenggelam dan saya haru lari ke laut," kata Hendrik.
Sementara warga lain sibuk mencari tempat yang aman, Hendrik malah hendak lari ke laut dan mengambil sampan.
"Saya langsung ambil sampan. Baru saja mau dorong ke laut, tiba-tiba air kering dan langsung ada jurang di dalam laut," cerita Hendrik.
Setelah air kering, di depan matanya tiba-tiba ada dinding laut yang begitu tinggi dan menghitam.