TRIBUNNEWS.COM - Sepanjang tahun 2018, Indonesia di gemparkan dengan peristiwa-peristiwa besar.
Sepanjang tahun 2018 ini tentu banyak peristiwa nasional yang menyita publik bahkan hingga mancanegara.
Dari sekian banyak peristiwa, terdapat 6 peristiwa yang banyak menyita perhatian publik khususnya Indonesia.
Berikut kaleidoskop 6 peristiwa besar yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2018.
1. Selasar Gedung BEI Ambruk
Pada bulan Januari tahun 2018, terjadi peristiwa ambruknya selasar gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).
Selasar lantai 1 Mezannine Tower 2 Bursa Efek Indonesia (BEI) di kawasan bisnis SCBD Jakarta ambruk, pada Senin (15/1/2018) siang.
Baca: Kaleidoskop 2018: 5 Peristiwa Nasional Paling Dicari Google Indonesia, Ada Bom Surabaya dan Lion Air
Belasan orang menjadi korban karena terjatuh dan tertimpa puing reruntuhan.
Dede Suprayitno menceritakan, semula ia mendengar suara benturan saat tengah berjalan di depan Gedung Bursa Efek Indonesia.
Tak lama kemudian, keluar pegawai perempuan dari dalam gedung yang menangis dan meminta tolong.
"Enggak lama, keluar perempuan pakai pakaian kantoran dari lobi gedung," ujar Dede.
Baca: Kaleidoskop: Bencana Alam yang Landa Wilayah Indonesia Sepanjang 2018, Gempa Bumi hingga Longsor
"Dia menangis dan minta tolong. Pas saya tanya perempuan itu, katanya ada yang ambruk dari lantai satu," sebut Dede.
Sejumlah pegawai dan petugas keamanan gedung bahu-membahu melakukan evakuasi.
Mereka memecahkan kaca lobi gedung agar bisa masuk dan mengevakuasi para korban yang masih terjebak di dalam lobi.
"Pas saya dekati lokasi, orang-orang susah banyak yang mecahin kaca gedung karena pintu masuk lobi yang biasa dipakai enggak bisa dilewatin karena ada reruntuhan," ujarnya.
Baca: Kaleidoskop: 8 Kejadian di Dunia Sepakbola Indonesia, Kasus Kekerasan hingga Timnas Putri Dibubarkan
Dede mengaku melihat belasan korban yang tergelak di lobi gedung.
Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, juga datang ke lokasi kejadian dan memerintahkan petugas keamanan gedung untuk segera melakukan evakuasi.
"Ada (korban) yang meringis, ada yang berdarah juga. Korban parah kebanyakan perempuan, kemungkinan petugas receptionist karena selasar yang ambruk tepat di atas meja receptionist dan kafe Starbucks," katanya.
2. Kerusuhan Mako Brimob Kelapa Dua
Kerusuhan terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada bulan Mei, tepatnya pada Selasa (8/5/2018) malam hingga Rabu (9/5/2018) dini hari.
Peristiwa yang bermula dari cekcok antara tahanan dan petugas dari personel Brimob Polri ini kian membesar hingga polisi harus mensterilkan lingkungan di sekitar Mako Brimob.
Baca: Kaleidoskop: 5 Film yang Masuk Top Box Office dan Terlaris Sepanjang Tahun 2018
Pada Selasa (8/5/2018), Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol M. Iqbal, mendapatkan informasi bahwa terjadi kerusuhan di dalam Mako Brimob yang melibatkan tahanan dan petugas.
Saat itu, polisi masih berusaha menangani kekacauan di dalam Mako Brimob.
Aparat kepolisian mulai melakukan pengamanan ketat di sekitar Mako Brimob pada Rabu (9/5/2018) dini hari.
Karo Penmas, Brigjen (Pol) M Iqbal akhirnya memberikan pernyataan kepada pers.
Dia membenarkan adanya kerusuhan di dalam rutan di Mako Brimob.
Baca: Kaleidoskop 2018: 10 Film dengan Penonton Terbanyak, Kisah Dilan dan Milea Tembus 6 Juta Penonton
Peristiwa itu bermula dari cekcok tahanan dengan petugas. Sejumlah petugas terluka.
Iqbal mengungkapkan, kerusuhan terjadi karena masalah pemberian makanan dari pihak keluarga yang harus lewat pemeriksaan petugas.
Ada napi yang tidak terima dan memicu keributan.
Pada siang hari nya, Menko Polhukam, Wiranto, mengungkapkan ada korban tewas dalam insiden di Mako Brimob.
Ada 5 anggota Densus 88 dan satu orang napi teroris tewas dalam kerusuhan di Mako Brimob.
Baca: Kaleidoskop 2018 - 7 Artis yang Lahirkan Anak Pertama Tahun ini, dari Franda hingga Kahiyang
Diketahui pula, para napi teroris berhasil merebut senjata petugas dan menyandera satu anggota Densus lainnya.
Lima anggota Densus 88 mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian karena gugur saat bertugas.
3. Bom Surabaya dan Sidoarjo
Pada bulan Mei, tepatnya taggal 13-14 Mei 2018 terjadi pengeboman di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur.
Tiga tempat di bom, di antaranya tempat ibadah di Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan.
Selain itu, di hari yang sama, Kompleks Rumah Susun Wonocolo di Taman, Sidoarjo juga terjadi pengeboman.
Kejadian tersebut terjadi pada malam pukul 20:00 WIB.
Baca: 2019 Di Depan Mata, Apa Yang Harus Kamu Lakukan? ‘Kaleidoskop 2018’ Mungkin Bisa Jadi Jawabannya
Terjadi ledakan di sebuah Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Wonocolo, kawasan Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur.
Ledakan tersebut terjadi pada Blok B di lantai 5 dan terdengar hingga lima kali dan dikonfirmasi merupakan sebuah ledakan bom rakitan yang dibuat oleh penghuni rusunawa.
Di hari berikutnya Polrestabes Surabaya menjadi sasaran pengeboman berikutnya.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung, menyatakan bahwa pada Senin, 14 Mei 2018 pukul 08:50 WIB, sebuah ledakan terdengar di depan Polrestabes Surabaya.
Berdasarkan rekaman CCTV, ledakan terjadi di pintu gerbang Polrestabes Surabaya ketika sebuah mobil mini-bus dan dua buah sepeda motor akan diperiksa petugas.
Ledakan berasal dari sebuah sepeda motor yang berada di belakang mini-bus tersebut.
4. KM Sinar Bangun Tenggelam di Danau Toba
Kapal Mesin (KM) Sinar Bangun yang mengangkut puluhan penumpang tenggelam di perairan Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pada Senin, 18 Juni 2018.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho membenarkan hal ini.
Menurutnya, kapal berisi sekitar 180 orang wisatawan bertolak dari Pelabuhan Simanindo di Kabupaten Samosir menuju Tigaras-Parapat di Kabupaten Simalungun.
Kapal tenggelam di tengah perjalanan diduga akibat cuaca buruk.
Tiga penumpang berhasil menyelamatkan diri, sementara penumpang lain belum bisa dipastikan nasibnya.
"Korban lain belum ditemukan karena posisinya cukup jauh dari lintasan kapal ditambah cuaca yang tidak memungkinkan," kata Sutupo.
5. Gempa dan Tsunami di Palu-Donggala
Gempa bumi dan Tsunami terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah terjadi pada Jumat, 28 September 2019.
Gempa pertama kali mengguncang Donggala pukul 14.00 WIB.
Gempa tersebut berkekuatan magnitudo 6 dengan kedalaman 10 km.
Akibat gempa itu, satu orang meninggal dunia, 10 orang luka, dan puluhan rumah rusak di Kecamatan Singaraja, Kabupaten Donggala.
Setelah itu, gempa kembali terjadi pukul 17.02 WIB dengan kekuatan yang lebih besar, yaitu magnitudo 7,4 dengan kedalaman yang sama, 10 km di jalur sesar Palu Koro.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, gempa tersebut tergolong gempa dangkal dan berpotensi memicu tsunami.
Lima menit pasca gempa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini tsunami.
Saat itu, menurut Sutopo, pihaknya tengah menyiapkan rilis untuk mengimbau masyarakat supaya menjauhi kawasan pantai dan sungai dalam kurun waktu 30 menit.
Namun, 30 menit setelah dikeluarkan peringatan tersebut, BMKG mencabutnya pada pukul 17.37 WIB.
Akan tetapi, tsunami benar-benar terjadi pada pukul 17.22 WIB.
Berdasar data BNPB, ketinggian tsunami ada yang mencapai 6 meter.
Sejak gempa dan tsunami terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat (28/9/2018), sejumlah gempa susulan terus terjadi di kawasan tersebut hingga Jumat malam.
Tercatat, setidaknya ada 13 gempa dengan kekuatan di atas magnitudo 5 sejak pukul 14.00 WIB hingga 21.26 WIB.
Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Kota Palu, hingga pukul 13.00 WIB, tercatat sebanyak 384 orang.
Selain ratusan korban meninggal, menurut data BNPB, tercatat 29 orang hilang dan 540 luka berat di Kota Palu.
BNPB mencatat jumlah korban meninggal akibat gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya bertambah menjadi 2.113 orang.
6. Lion Air Jatuh
Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin, 29 Oktober 2018.
Berdasarkan keterangan pihak berwenang, pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten.
Pesawat itu lepas landas sekitar pukul 06.20 WIB.
Namun, tak lama kemudian pesawat hilang kontak.
Sedianya, pesawat itu mendarat di Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB, namun tak ada kabar.
Badan SAR Nasional pun memastikan bahwa pesawat Boeing 737 Max 8 itu jatuh.
Pencarian dan upaya penyelamatan pun segera dilakukan oleh Basarnas.
Pesawat yang baru beroperasi pada 15 Agustus 2018 itu diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat. (*)
(Tribunnews.com/ Whiesa D)