TRIBUNNEWS.COM - Seorang mahasiswa Universitas Indonesia Timur di Makassar, Muhammad Khaidir (23) tewas dikeroyok warga karena termakan provokasi
Khaidir tewas dikeroyok di halaman Masjid Nurul Yasin Kampung Jatia. Kelurahan Mata Allo, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (10/12/2018) pukul 02.00 dinihari.
Ada enam fakta terkait tewasnya mahasiswa lantaran dikeroyok di masjid, mulai dari kronologi hingga dituduh mencuri.
Tribunnews.com merangkum dari berbagai sumber, Selasa (18/12/2018), berikut enam fakta terkait pengeroyokan yang menewaskan mahasiswa tersebut.
1. Kronologi
Awalnya, Khaidir datang ke rumah seorang tersangka YDS (49), yang berprofesi sebagai penjahit.
Khaidir mengetuk pintu rumahnya dengan keras.
Lantaran pintu tidak dibuka, Khaidir berjalan ke dalam masjid dan melakukan kegiatan yang agresif terhadap barang-barang di dalam mesjid.
Kapolres Gowa AKBP Shinto mengatakan, ada seorang pelaku memprovokasi warga melalui toa mesjid jika seolah-olah ada maling.
"RDN (47), marbot masjid, memprovokasi warga melalui mikrofon dengan mengatakan seolah-olah ada maling yang tertangkap di tempat ibadah," kata Shinto, Rabu (12/12/2018).
2. Warga terprovokasi
RDN yang merupakan seorang marbot sekaligus pelaku memprovokasi warga melalui pengeras suara dan mengatakan jika ada pencuri.
Warga akhirnya datang dan langsung menghakimi mahasiswa tersebut.
"Kami melihat ada mis-interpretasi warga yang melihat sikap korban."