News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penjelasan BNPB Soal Jumlah Korban Bencana yang Naik 2018 dan Prediksi Bencana di 2019

Penulis: Vebri
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penjelasan Kepala BNPB soal jumlah korban bencana yang naik pada 2018 dan prediksi bencana yang akan terjadi pada 2019.

TRIBUNNEWS.COM - Tahun 2018, Indonesia dirundung berbagai bencana alam.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 1.072 persen korban bencana naik dari tahun sebelumnya walaupun jumlah bencananya lebih sedikit.

Pada tahun depan, Indonesia juga harus bersiap dengan potensi bencana gempa.

Tribunnews.comĀ merangkum dari Kompas, Kamis (20/12/2018), bencana di Indonesia sepanjang tahun 2018 didominasi mulai dari kebakaran hutan di Sumatera, banjir di Jawa, gempa di Lombok, Tsunami di Sulawesi, gunung meletus di Bali, Kekeringan di Nusa Tenggara, dan sebagainya.

Berdasarkan data BNPB, bencana di tahun 2017 menelan korban jiwa sebanyak 378 orang.

Sementara pada 2018, korban meninggal dan hilang mencapai 4.231 orang.

Tak hanya itu, jumlah korban luka-luka, korban yang mengungsi dan rumah rusak akibat bencana juga meningkat pada 2018.

"Pada periode yang sama, yaitu 1 Januari hingga 14 Desember, jumlah kejadian bencana tahun 2017 lebih banyak daripada tahun 2018," ujar Kepala BNPB, Willem Rampangilei saat konferensi pers di Graha BNPB

Persentase penurunan, kata Willem, sebesar 11,36 persen.

Rinciannya, pada 2017 terjadi sebanyak 2.862 bencana.

Sementara, pada 2018 terdata 2.426 bencana.

Namun, jumlah korban meninggal dunia dan hilang justru melonjak hingga 1.072 persen.

BNPB memprediksi, 95 persen bencana di tahun 2019 didominasi oleh bencana hidrologi.

Berikut rincian bencana yang diprediksi oleh BNPB pada tahun 2019.

1. Bencana hidrometeorologi

Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca.

Misalnya banjir dan tanah longsor saat musim hujan, atau kekeringan dan kebakaran lahan saat musim kering.

Meskipun tidak dapat dipastikan, namun bencana-bencana hidrometeorologi cenderung dapat diprediksi.

Ini dikarenakan waktu dan faktor penyebabnya berdasarkan musim yang datangnya kurang lebih dapat diperkirakan.

Banjir, longsor dan puting beliung diprediksi akan mendominasi peristiwa bencana selama 2019.

Kekeringan dan kebakaran hutan ini akan banyak terjadi sekitar bulan Juni hingga Oktober saat musim kemarau tiba.

2. Bencana geologi

Bencana geologi merupakan bencana yang dipengaruhi oleh faktor pergerakan di bawah bumi.

Masing-masing lempeng memiliki waktu pergerakan berbeda-beda, sehingga waktu terjadinya cenderung kurang bisa diprediksi.

Waktu terjadinya pun bisa sewaktu-waktu dalam waktu yang cepat.

Misalnya, gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami.

Untuk gempa bumi, tahun depan diprediksi masih terjadi.

Hal ini disebabkan sebagian besar wilayah Indonesia terletak di atas lempeng aktif yang selalu bergerak.

Namun, wilayah Indonesia bagian timur diminta untuk lebih waspada dan berhati-hati.

Sebab, di wilayah itu memiliki lempeng atau sesar yang lebih rumit dan rentan terjadi bencana.

Sementara, potensi tsunami ada jika gempa tektonik terjadi dengan kekuatan di atas magnitude 7 dan terjadi di jalur subduksi dengan kedalaman kurang dari 20 kilometer.

(Tribunnews.com/Vebri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini