TRIBUNNEWS.COM - Gunung Merapi kembali mengalami guguran lava, Jumat (21/12/2018).
Mengutip siaran pers Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), guguran lava di Gunung Merapi kali ini terjadi pada pukul 12.21 WIB.
Guguran lava itu mengalir ke hulu Kali Gendol dengan durasi 129 detik.
Adapun jarak luncur guguran lava diperkirakan sejauh 1 km dengan amplitudo guguran 71 mm.
Saat terjadinya guguran, cuaca di sekitar Gunung Merapi berkabut.
Baca: Video: Kondisi Terbaru Aktivitas Gunung Merapi Yogyakarta, Ada Guguran Lava Lagi ke Hulu Kali Gendol
Atas terjadinya guguran lava itu, BPPTKG mengeluarkan sejumlah rekomendasi.
Pertama, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa.
Latihan Soal & Jawaban PKN Kelas 1 SD Bab 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Aku Anak yang Patuh Aturan
KPU Sabu Raijua Klarifikasi Dokumen Krisman Riwu Kore yang Tersebar di Media Sosial - Pos-kupang.com
Latihan Soal BAB 2 Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP Semester 1 Lengkap Kunci Jawaban, Soal Pilihan Ganda
Kedua, masyarakat di kawasan Rawan bencana III diimbau untuk terus mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
Ketiga, radius 3 km dari punbcak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas pendudukan dan kegiatan pendakian.
Adapun hingga saat ini, status Gunung Merapi masih Waspada.
Bukan Kali Pertama
Guguran lava di Gunung Merapi ini bukan kali pertama.
Pada Rabu (19/12/2018) lalu juga terjadi guguran lava.
Guguran lava yang menimbulkan pendar cahaya kembali terjadi di puncak Gunung Merapi, Rabu (19/12/2018) pukul 19.02 WIB.
Panjang luncuran lava pijar tidak bisa diperkirakan karena lereng berkabut tebal.
Arahnya tetap ke bukaan kawah menuju hulu Kali Gendol.
Foto yang diambil dari CCTV BPPTKG Yogyakarta di puncak gunung menunjukkan guguran disertai kepulan asap cukup tebal.
Status aktivitas Merapi tetap di level ll (Waspada).
Baca: Kondisi Terkini Merapi : Pukul 12.30 WIB Terdeteksi Ada Guguran Lava Lagi ke Hulu Kali Gendol
Perkembangan terbaru aktivitas Merapi siang ini disampaikan BPPTKG Yogyakarta lewat akun sosial media nereka di FB, IG, dan Twitter.
Diberitakan sebelumnya, guguran dan luncuran lava pijar terakhir terpantau pukul 12.30.
Sebelumnya juga teramati pukul 08.10 dan 04.08 WIB.
Luncuran mengarah ke hulu Kali Gendol, dan terlihat jelas dari Dusun Balerante, Kemalang, Klaten.
Perkembangan menariknya, gejala luncuran lava pijar terjadi sejak sekitar pukul 00.00, dengan kemunculan titik api diam di puncak.
Info terjadinya luncuran lava pijar ini disampaikan Indriarto dari Pusdalops BPBD Klaten. Rekaman video CCTV di Posko 907 Balerante juga menunjukkan peristiwa subuh tadi.
Pantauan di lapangan Rabu pagi, guguran dan luncuran lava pijar Gunung Merapi (2.930 mdpl) menimbulkan suara "gemludug" cukup keras sekitar pukul 08.10 WIB.
Suara runtuhan material dari puncak gunung itu terdengar dari puncak bukit Kali Talang, Dusun Balerante, Kemalang, Klaten. Namun warga dusun tetap beraktivitas seperti biasa.
Sejumlah penduduk beriring-iringan ke arah lereng lebih tinggi, guna mencari rumput atau pakan ternaknya. Ada yang jalan kaki, ada juga yang menggunakan sepeda motor.
"Tiga hari lalu juga kedengeran mas suara gludug-gludug. Tapi tanah nggak sampai getar di sini," kata Sunarti, warga Balerante ditemui saat hendak merumput ke bukit seberang Kali Talang.
Puncak Merapi pada pukul 08.30 WIB sama sekali tidak teramati. Kabut sangat tebal menyelimuti lereng di atas bukit Kali Talang hingga puncaknya.
Luncuran lava pijar pada bulan ini dimulai Minggu (16/12/2018) malam. Sebelumnya peristiwa yang sama terjadi 22 November 2018.
Baca: Kata Sri Sultan Soal Aktivitas Merapi
Dari rekaman CCTV saat itu, guguran lava berlangsung lumayan lama, memperlihatkan lelehan lava pijar menyusuri bukaan kawah ke lereng selatan.
Dilihat dari jalurnya, diduga masuk hulu Kali Gendol. Jarak kemungkinan di atas 300 meter, lebih jauh dari luncuran lava pijar pertama beberapa pada 22 November 2018.
(Tribunnews.com/Daryono/TribunJogja)