TRIBUNNEWS.COM - Video detik-detik panggung Seventeen Band roboh diterjang tsunami di Banten beredar di media sosial.
Kabar duka datang dari musisi Seventeen Band setelah semua kru dan official sedang dalam acara employee gathering PLN UIT JBB di Tanjung Lesung pada Sabtu (22/12/2018).
Pada saat bersamaan, tsunami menerjang kawasan pantai di Pandeglang, Banten, dan Lampung Selatan pukul 20.27 WIB.
Beberapa kru Seventeen Band pun hingga kini belum ditemukan.
Satu presonil yang telah ditemukan adalah M Awal Purbani atau Bani pemain bass grup band Seventeen.
Namun, korban ditemukan dalam keadaan meninggal dalam bencana tsunami yang menerjang Pantai Tanjung Lesung Banten.
Baca: Update Dampak Tsunami di Banten dan Lampung: 43 Korban Tewas, 584 Luka-Luka
Sambil menangis, vokalis Seventeen, Ifan, mengabarkan bahwa selain Bani, Road Manager mereka yang bernama Oki Wijaya juga meninggal dunia.
"Kita kehilangan bass kita Bani sama manager kita Oki," ujar Ifan sambil menitihkan air mata di postingan instagram terbarunya, Minggu (23/12/2018).
Video detik-detik tsunami menerjang panggung Seventeen Band pun beredar di media sosial.
Akun media sosial @makassar_info membagikan di linimasa pada Minggu (23/12/2018).
Nampak beberapa detik sebelum tsunami, para tamu undangan duduk dan menikmati lagu yang dibawakan Seventeen.
Sebelumnya disebutkan jika Seventeen Band juga baru menyanyikan dua lagu.
Baca: Video Terakhir Saudara Ipar Ifan Seventeen Band sebelum Tsunami Menerjang Tanjung Lesung
Tanpa ada guncangan pada lensa kamera, air tinggi menerjang belakang panggung Seventeen Band.
Hanya dalam hitungan detik, panggung Seventeen Band roboh dan para tamu undangan berlarian.
"VIDEO detik-detik saat panggung Band Seventeen roboh di Pantai Carita Banten... Lihat hanya hitungan detik panggung itu roboh seketika akibat terjangan tsunami. kabarnya basisnya meninggal dunia dan Manager Seventeen juga
meninggal dunia," tulis akun @makassar_info.
Sebelumnya gelombang tinggi menerjang pesisir Serang dan menyebabkan sejumlah kerusakan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gelombang itu merupakan tsunami.
Baca: ASDP: Tsunami di Banten dan Lampung, Penyeberangan Merak-Bakauheni Beroperasi Normal
BMKG menyampaikan kesimpulan tersebut setelah mendapatkan data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut di sekitar Selat Sunda pada waktu kejadian tsunami, yaitu pukul 21.27 WIB.
Hasil pengamatan menunjukkan tinggi gelombang masing-masing 0.9 meter di Serang pada pukul 21.27 WIB, 0,35 meter di Banten pada pukul 21.33 WIB, 0,36 meter di Kota Agung pada pukul 21.35 WIB, dan 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang.