TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan Banten akan dilanda hujan ringan hingga berawan pada Kamis (27/12/2018).
BMKG memprakirakan cuaca pada dini hari di wilayah Banten akan berawan.
Setelah naiknya status Gunung Anak Krakatau menjadi berstatus Siaga, Banten akan mengalami hujan ringan hingga berawan.
Gunung Anak Krakatau berubah menjadi status siaga sejak pagi tadi, Kamis (27/12/2018).
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG Besok, Jumat 28 Desember 2018: NTB Waspada Hujan Lebat, Bakauheni Cerah Berawan
Berikut prakiraan cuaca wilayah Banten, dilansir Tribunnews.com dari laman resmi BMKG:
1. Anyer
Malam: Hujan Ringan
Dini Hari: Berawan
Suhu: 22 - 31 Derajat Celcius
Kelembaban: 80 - 95 Persen
2. Carita
Malam: Berawan
Dini Hari: Berawan
Suhu: 22 - 31 Derajat Celcius
Kelembaban: 80 - 95 Persen
3. Labuhan
Malam: Berawan
Dini Hari: Berawan
Suhu: 22 - 31 Derajat Celcius
Kelembaban: 80 - 95 Persen
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG Sulawesi Barat pada Malam hingga Dinihari Setelah Dilanda Gempa Hari Ini
4. Lebak
Malam: Berawan
Dini Hari: Berawan
Suhu: 22 - 30 Derajat Celcius
Kelembaban: 80 - 95 Persen
5. Merak
Malam: Berawan
Dini Hari: Berawan
Suhu: 23 - 33 Derajat Celcius
Kelembaban: 75 - 95 Persen
6. Pandeglang
Malam: Berawan
Dini Hari: Berawan
Suhu: 22 - 30 Derajat Celcius
Kelembaban: 80 - 95 Persen
7. Serang
Malam: Hujan Ringan
Dini Hari: Berawan
Suhu: 23 - 31 Derajat Celcius
Kelembaban: 80 - 95 Persen
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG Besok Kamis 27 Desember 2018 : Anyer, Carita, dan Labuan Hujan Lokal
8. Tangerang
Malam: Berawan
Dini Hari: Berawan
Suhu: 23 - 32 Derajat Celcius
Kelembaban: 75 - 95 Persen
9. Ujung Kulon
Malam: Berawan
Dini Hari: Berawan
Suhu: 22 - 32 Derajat Celcius
Kelembaban: 75 - 95 Persen
Berikut simak prakiraan cuaca yang dirilis akun Instagram @infobmkg pada Kamis (27/12/2018).
Sebelumnya, Gunung Anak Krakatau berubah menjadi status siaga pagi ini, Kamis (27/12/2018) dan sudah menunjukan aktivitas sejak bulan Juni 2018.
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG Jakarta Kamis 27 Desember 2018, Jakut & Kepulauan Seribu Berawan Sepanjang Hari
Berdasarkan laporan dari aktivitas vulkanik dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM, Gunung Anak Krakatau sudah berubah menjadi siaga level 3.
Dilansir Tribunnews.com dari TribunJakarta.com, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudy Suhendar mengatakan, Gunung Anak Krakatau rupanya sudah menunjukan aktivitas sejak bulan Juni 2018.
"Aktivitas Gunung Anak Krakatau memang beberapa hari ini meningkat dari tanggal 29 Juni 2018 mulai aktivitasnya begitu menonjol sampai sekarang," ujar Rudy di pos pantau Pasaruan, Kabupaten Pandeglang, Kamis (27/12/2018).
Hingga pada tanggal 22 Desember 2018, aktivitasnya semakin meningkat dan melakukan erupsi sehingga menyebabkan tsunami dan gelombang pasang hingga tanggal 24 Desember 2018.
Baca: Status Gunung Anak Krakatau di Level Siaga, Kenali 4 Level Aktivitas Gunung Berapi
"Tanggal 22-24 Desember, hembusan letusan terjadi dengan amplitudo yang cukup tinggi overscale kemarin saya dapat laporan ada di 25 mili amplitudonya," jelas Rudy.
Namun, ia menerangkan status siaga tersebut masih dapat berubah sewaktu-waktu tergantung dari aktivitas Gunung Anak Krakatau.
"Sewaktu-waktu bisa berubah, kita selalu membaca ini. Kami dari sisi vulkanologi terus meningkatkan kapasitas yang ada dioptimalkan di sini."
"Mungkin kalau berapa hari sudah tenang, besok atau lusa kita akan tambah seismograf di pulau-pulau sekitarnya," papar Rudy.
Untuk arah mata angin, lanjut dia, di sekitar Gunung Anak Krakatau masih menunjukan angin sedang yang mengarah Timur Laut.
Baca: Material Gunung Anak Krakatau Berupa Kerikil Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu
Rudy juga meyakinkan dari sisi penerbangan, kawasan sekitar Gunung Anak Krakatau masih aman untuk dilalui pesawat terbang.
"Untuk penerbangan masih aman, saya dengar juga Cengkareng juga sudah waspada. Kami terus bekerjasama dengan BMKG arah anginnya kemana," tutur Rudy.
Masyarakat juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah gunung, untuk menghindari terkena material letusan Gunung Anak Krakatau yang setiap saat mengalami erupsi.
(Tribunnews.com/Whiesa)