TRIBUNNEWS.COM - Riefian Fajarsyah atau Ifan Seventeen kehilangan istri dan rekan kerjanya dalam musibah tsunami yang melanda Selat Sunda tepatnya di Banten dan Lampung, Sabtu (22/12/2018) lalu.
Tepat satu minggu setelah bencana tersebut terjadi, Ifan mengaku bertemu dengan almarhumah istrinya.
Pertemuan keduanya terjadi di dalam mimpi.
Ifan mengungkapkan hal tersebut melalui unggahan Insta Story miliknya @ifanseventeen, Minggu (30/12/2018).
Baca: Saudara Kembar Ifan Seventeen Sebut Sang Kakak Trauma dan Kini Terbaring Sakit
Baca: Ifan Seventeen Belum Bisa Pastikan Lanjut Berkarier di Dunia Politik
Baca: Cynthia Wijaya, Istri Saudara Kembar Ifan Seventeen Bermimpi Dylan Sahara Tertawa di Bandara
Ifan mengunggah potret dirinya bersama sang istri.
Pada foto tersebut, sang istri tampak merangkul pundak Ifan Seventeen.
Ifan bercerita jika dirinya bertemu dengan sang istri dalam mimpi, Sabtu (29/12/2018) malam.
Vokalis grup band Seventeen tersebut juga mengucap syukur lantaran ia dipertemukan dengan sang istri.
Ifan juga mengatakan, Allah Maha Baik karena telah mempertemukannya dengan sang istri.
"Alhamdulillah tadi malem dikasi mimpi ktemu kamu sayang @dylan_sahara
Allah Maha Baik (emoji)," tulis Ifan.
Beberapa kali Ifan mengunggah momen-momen bersama istrinya di Instagram.
Satu di antaranya adalah ketika keduanya menjalankan ibadah ke tanah suci.
Baca: Selamat dari Tsunami Banten, Ifan Seventeen Ungkap 3 Penyelamatnya
Dalam unggahan tersebut Ifan bercerita mengenai kekesalannya ketika sang istri mengajaknya berfoto.
Menurutnya, sang istri akan melakukan foto berkali-kali bahkan 20 kali untuk mendapatkan hasil yang bagus.
Padahal foto yang dilakukan hanya satu gaya.
Momen tersebut menjadi momen yang kini dirindukan Ifan setelah kepergian Dylan Sahara.
Tsunami melanda Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12/2018) malam.
Saat bencana tersebut, grup band Seventeen menjadi bintang tamu dalam sebuah acara gathering.
Selain kehilangan istri, Ifan juga harus kehilangan ketiga personel Seventeen yang lain yaitu Herman, Andi, dan Bani serta dua crew lain.
Hingga Sabtu (29/12/2018) sebanyak 431 orang meninggal dunia, 7.200 orang luka-luka, dan 15 orang dinyatakan hilang.
Sementara itu sebanyak 46.646 orang mengungsi, 1.527 unit rumah rusak berat, 70 unit rumah rusak sedang, 181 unit rusak ringan, 78 penginapan dan warung rusak, serta ratusan perahu dan kapal juga mengalami kerusakan.
(Tribunnews.com/Miftah)