TRIBUNNEWS.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan luas landaan longsor di Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat seluas 10,6 hektar.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat data Informasi dan Humnas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di akun twitternya, Kamis (3/1/2019).
Menurut Sutopo, lorong terjadi dari mahkota longsor menuruni lereng dan menerjang permukiman di bawahnya.
Baca: Berkejaran Dengan Hujan di Tengah Pencarian Korban Longsor Sukabumi
Lewat postingannya itu, Sutopo mengunggah peta terdampak lonsgro di Cisolok.
"Luas landaan longsor di Cisolok Kab Sukabumi 10,6 hektar. Dari mahkota longsor menuruni lereng dan menerjang permukiman di bawahnya. Operasi SAR masih dilakukan mencari korban. Rencana warga yang rumahnya terdampak longsor akan direlokasi ke tempat aman," tulisnya.
Longsor susulan terjadi pada Rabu malam
Longsor susulan sempat terjadi di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Rabu (2/1/2019) malam.
Hal tersebut diungkapkan Koordinator Humas dan Protokoler Basarnas Kantor SAR Bandung, Joshua Banjarnahor.
"Semalam pukul 10.00 WIB -10.30 WIB terjadi longsor susulan pergeseran tanah yang cukup signifikan," katanya dalam pesan singkatnya, Kamis (3/1/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.
Tidak ada korban jiwa dalam longsor susulan tersebut.
BNPB akan relokasi korban bencana longsor di Sukabumi
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, para korban bencana akan direlokasi.
"Nantinya mereka akan direlokasi atau rumah tidak akan kembali dibangun di sini, tetapi akan dicarikan tempat yang lebih aman," kata Sutopo, Rabu (2/1/2018).
Sutopo menjelaskan alasan relokasi karena menurut peta daerah rawan longsor yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kecamatan Cisolok berstatus menengah hingga tinggi.
Baca: Jalur Kereta Api Sukabumi-Bogor Longsor, Salah Satunya Sepanjang 40 Meter
Oleh karena itu, daerah tersebut memang masuk dalam kategori yang rawan terjadi bencana longsor.
"Kita bisa melihat daerah di desa Sirnaresmi yang berada di dalam warna merah hingga warna kuning. Artinya potensi terjadinya longsor pada bulan Januari menengah sampai tinggi," katanya.
Lokasi yang baru, kata Sutopo, kemungkinan tak jauh dari tempat asal warga. Itu agar warga tetap bisa menggarap mata pencaharian di lokasi awal, misalnya bercocok tanam.
(Tribunnews.com/Daryono)