4. Gunung Anak Krakatau tidak akan meletus seperti ibunya (Gunung Krakatau) tahun 1883.
Jika ditemukan ada retakan saat ini.
Itu wajar pada gunungapi pascaletusan.
Percayakan pada PVMBG selaku otoritas pemantau gunungapi.
Mereka punya alat, SDM, ilmu dan pengalaman.
5. Tahun 1883, tiga gunung di Selat Sunda (G.Rakata, G.Danan. G.Perbuatan) meletus bersamaan.
Letusanny besar dan menimbulkan tsunami besar setinggi 36 meter.
Lalu gunungnya hilang.
Lalu 1927 muncul Gunung Anak Krakatau (GAK).
Tidak mungkin letusan GAK akan sama tahun 1883.
Seperti diberitakan, Gunung Anak Kraktau kembali erupsi kemarin Kamis (3/1/2019) pukul 10.17 WIB.
Berdasarkan rilis dari yang diterima Tribunnews dari MAGMA Indonesia, ketinggian kolom abu Gunung Anak Krakatau mencapai sekitar 2.110 meter atau lebih dari dua kilometer.
Kolom abu vulkanik teramati berwarna abu-abu berintensitas tebal dan mengarah ke utara dan timur laut.
Dari Citra Satelit Cuaca Himawari, terlihat sebaran abu vulkanik yang mengarah ke timur - timur laut mencapai ketinggian kurang lebih 10 kilometer.