TRIBUNNEWS.COM - Persebaya Surabaya masih sulit untuk membentuk perencanaan tim karena jadwal dan regulasi Liga 1 yang masih belum jelas.
Presiden Persebaya, Azrul Ananda menjelaskan jika Persebaya cukup kesulitan dengan tidak adanya kepastian jadwal kompetisi dari PSSI.
“Saya masih menuggu,” ujar Azrul dikutip Tribunnews.com dari laman Emosijiwaku.
“Apa karena saya orang baru, ini sudah bulan Januari tanggal 6, sampai hari ini jadwal liga belum keluar,” kata Azrul.
Baca: Manajer Persebaya Ungkap Kegagalan Mendatangkan Andik Vermansah
Selain belum pastinya jadwal, Persebaya juga masih menunggu regulasi untuk kompetisi 2019 mendatang.
“Misal harus ada sekian pemain U-23, sampai hari ini belum ada, kemudian regulasi pemain asing seperti apa, dalam historinya sepak bola Indonesia setiap tahun bisa berubah,” kata Azrul.
Karena belum pastinya jadwal dan regulasi tersebut, Persebaya kesulitan untuk membuat perencanaan selama satu tahun ke depan.
“Kalau nggak pakai kalender bagaimana bikin perencanaan, untuk Piala Indonesia bagaimana mengatur sponsor yang berakhir 31 Desember, pakai baju apa, pemainnya seperti apa, apa cuma Persebaya yang berpikir seperti ini,” keluhnya.
“Banyak faktor X lainnya, semoga bulan ini ada kejelasan, setelah ada kejelasan baru ada langkah lebih," tambahnya.
Azrul mengingatkan mengenai kompetisi Liga 2 2017, saat itu ada perubahan regulasi mengenai umur pemain beberapa hari sebelum kick off pertama.
Ketika Persebaya bertanding di kompetisi Liga 2 2017, Green Force terpaksa harus mencoret satu pemainnya, Mat Halil karena terhalang regulasi batas usia.
Padahal, Persebaya sudah membayar gaji Mat Halil.
Baca: Persebaya Laporkan Satu Media Ke Polrestabes Surabaya setelah Dituding Melakukan Pengaturan Skor
Karena itu pria 41 tahun itu berharap kejadian itu tak terulang lagi.
“Jangan sampai kita sudah kontrak pemain regulasinya nggak boleh, Mat Halil kasihan, manajemennya juga karena sudah terlanjur digaji, tapi tetap dibayarkan, kami fair,” ungkap Azrul.