Selanjutnya Afi menulis tiga poin lain.
Pada poin kedua ia menyebutkan jika masyarakat merasa lebih suci dan superior dibandingan manusia yang lain.
"2. Masyarakat kita mempunyai mentalitas "holier-than-thou" atau merasa diri lebih suci, lebih superior daripada manusia lain yang kebetulan terbuka aibnya. Karena itulah yang semacam ini bisa viral. Selanjutnya "flawed society" ini akan bergosip, menghujat di akun medsos artis yang bersangkutan, dan membully karena secara tidak sadar itu memberi kepuasan psikologis berupa perasaan "aku lebih baik, lebih bermartabat". Membuat orang lain menjadi bahan bercandaan itu enak. (emoji),"
Poin ketiga ia menyayangkan banyaknya eksploitasi pihak wanita daripada laki-laki.
"3. Media seperti Kumparan dan Jawa Pos memanfaatkan momen ini untuk berburu klik, view, dan pembaca dengan cara menyebutkan SECARA LENGKAP nama artis, tapi SAMA SEKALI TIDAK ADA nama laki-lakinya. Padahal, dalam transaksi ada penjual ada pembeli. Saya turut kecewa dengan kualitas jurnalistik yang sangat memihak dan mendiskreditkan perempuan (misoginis), hanya karena cara buruk seperti itu lebih efektif untuk menjaring minat pembaca. Shame on you! Please reveal both sides, it takes two to tango! (emoji),"
Pada poin terakhir, Afi menulis jika masyarakat Indonesia terlalu meletakkan semua kesalahan pada perempuan.
"4. Dalam masyarakat kita, memang apa-apa salah perempuan. Pemerkosaan salah perempuan. KDRT salah perempuan. Poligami salah perempuan. Suami selingkuh salah perempuan. Hamil di luar nikah salah perempuan. Prostitusi salah perempuan. Mengapa? Sederhana, karena masyarakat kita masih jahat terhadap perempuan.
Tidak ada kesetaraan gender, literasi sangat rendah, kaum terdidik masih sedikit. Ya begitulah karakteristik negara berkembang yang sakit kronis, penuh pejabat korup, banyak masalah SARA/HAM, kesejahteraan kurang.
Halo, sobat missqueen (emoji)
- Afi Nihaya Faradisa
#AfiPsikologi," tulis Afi.
Baca: Vanessa Angel Bantah Terlibat Prostitusi, Kronologi Versi Vanessa hingga Tak Ada Tarif Rp 80 Juta
Unggahan Afi tersebut menuai beragam komentar dari warganet.
Meskipun banyak warganet yang tidak setuju dengan unggahan tersebut, beberapa warganet mendukung pernyataan Afi.
Samsul Siregar: Bravo, tulisan yang bagus. Kita butuh Lebih banyak lagi perempuan yg berani dan mampu menyuarakan kesetaraan.
Dari Yanto: Untuk masalah ini q setuju fi,kenapa kok VE yang di pojok kan dan di hakimi,padahal ada pihak pemesan(laki2).nama laki2nya kok ngak di sebutkan.kenapa kok media menzolini VA.
Kartieni Nasila Cluzel: Sungguh tdk adil ya vi...perempuan yg jadi sasaran...perempuan selalu jadi the second...dan perempuan selalu menjadi dan menjadi....miris dan tdk adil vi (emoji)
(Tribunnews.com/Miftah)