Waspada cuaca ekstrem, hujan lebat akibatkan tanah longsor di Magelang dan menewaskan 2 korban. Baca selengkapnya disini!
TRIBUNNEWS.COM - Cuaca ekstrem terjadi di sejumlah titik di Indonesia.
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menjadi salah satu wilayah yang terkena dampaknya.
Hujan deras disertai angin kencang, banjir hingga tanah longsor terjadi di sejumlah titik, Jumat (18/1/2019).
Dilansir dari Tribunjogja.com, diperkirakan ada 17 titik bencana yang menimbulkan dampak kerusakan rumah hingga menewaskan dua orang warga.
Baca: Warga Heboh Saksikan Kejadian Aneh, Kobaran Api Muncul dari Retakan Tanah Longsor di Banjarnegara
"Ada 17 titik bencana yang melanda enam kecamatan yakni Salaman, Tempuran, Salam, Mertoyudan, Sawangan dan Kajoran," ujar Kepala Pelaksanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto, Jumat (18/1/2019).
Akibat bencana ini, dua orang meninggal dunia yakni di Desa Wuwuharjo dan Desa Kapuhan.
Korban meninggal di Desa Wuwuharjo disebabkan tersengat listrik.
"Untuk pihak korban yang tersengat listrik di Dusun Kalipelus, Desa Wuwuharjo, sudah ada musyawarah dengan pihak PLN"
"Musyawarah ini difasilitasi oleh Pemdes dan disaksikan oleh pihak Kepolisian yang hasilnya pihak korban sudah menerima," ujar Edy.
Baca: Satu Warga Sawangan Magelang Tewas Tertimbun Longsor
Baca: Jalan Magelang-Purworejo Ditutup Sementara Akibat Longsor
Sedangkan korban meninggal di Desa Kapuhan tertimpa longsoran tebing.
Dilansir dari Kompas.com, korban adalah Pardi (50), warga setempat.
Edy, menjelaskan longsor terjadi sekitar pukul 08.00 WIB.
Sehari sebelumnya, hujan mengguyur kawasan lereng gunung Merapi tersebut.
"Korban sedang bekerja membuat lanjaran (penyangga tanaman bambu)."
"Tiba-tiba tebing persawahan setinggi 8 meter dan lebar 4 meter runtuh menimpa korban," jelas Edi, Jumat (18/1/2019).
Rekan korban yang mengetahui kejadian tersebut langsung meminta bantuan warga sekitar dan petugas BPBD Kabupaten Magelang untuk mengevakuasi korban.
Sayang, nyawa petani itu tidak tertolong lagi akibat tertimpa material tanah longsor.
Edy menambahkan, pihaknya dibantu aparat TNI, Kepolisian, SAR, Relawan, dan masyarakat untuk menangani bencana yang terjadi di masing-masing titik.
Menurut Edy, tebing di kawasan persawahan itu labil sehingga mudah longsor.
Ia meminta warga untuk tetap waspada sebab longsor susulan masih berpotensi terjadi.
"Masih berpotesi longsor susulan jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, masyarakat kami minta waspada," ungkapnya.
(Tribunnews.com / Bunga)