News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

10 Hal Tabu yang Harus Dihindari saat Perayaan Tahun Baru Imlek

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

10 Hal Tabu yang Harus Dihindari saat Perayaan Tahun Baru Imlek

TRIBUNNEWS.COM - Tahun Baru Imlek tahun ini jatuh pada tanggal 5 Februari 2019.

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting bagi masyarakat Tionghoa.

Perayaan tahun baru biasanya disertai dengan rasa senang serta harapan di tahun yang baru.

Akan ada beberapa perayaan serta tradisi untuk menyambut tahun baru Imlek.

Namun, ada pula peraturan dan larangan yang tidak selalu tertulis.

10 Hal Tabu yang Harus Dihindari saat Perayaan Tahun Baru Imlek (chinesenewyear.net)

Seperti yang dilansir oleh chinesenewyear.net, berikut adalah 10 hal-hal tabu yang seharusnya dihindari pada saat perayaan Imlek.

1. Jangan ucapkan kata-kata negatif

Semua kata yang mengandung konotasi negatif dilarang.

Termasuk kata-kata: kematian, sakit, kosong, sakit, hantu, miskin, hancur, terbunuh dan banyak lagi.

Alasan di balik jelas. Anda pasti tidak ingin membawa sial diri sendiri atau membawa kemalangan ke orang yang Anda cintai.

2. Jangan pecahkan keramik atau gelas

Ilustrasi (People | HowStuffWorks)

Memecahkan sesuatu dipercaya akan memutuskan koneksi Anda ke kemakmuran dan kekayaan.

Jika piring atau mangkuk terjatuh, segera bungkus dengan kertas merah dan amankan.

3. Jangan menyapu atau mengepel

Sebelum perayaan Imlek, ada hari bersih-bersih, yang dipercaya bisa membuang hal-hal buruk.

Namun saat hari H, bersih-bersih dianggap tabu.

Membuang sampah justru dipercaya bisa membuang hoki.

4. Jangan gunakan gunting, pisau, atau benda tajam lain

Ilustrasi (www.hikariscissors.com)

Di jaman dulu, larangan ini diberlakukan untuk memberikan istrirahat pada wanita.

Benda tajam dipercaya bisa memotong aliran keberuntungan.

Hal ini ini menjadi alasan mengapa kebanyakan salon tutup saat perayaan Imlek.

Salon akan kembali dibuka saat masa liburan berakhir.

5. Jangan pergi ke rumah orang tua istri

Secara tradisional, wanita yang menikah akan tinggal bersama keluarga suaminya.

Saat perayaan Imlek, wanita tersebut akan merayakannya bersama keluarga sang suami.

Pergi ke rumah orang tua istri saat Imlek bisa diartikan ada masalah dalam pernikahan.

Mengunjungi keluarga perempuan haruslah dilakukan di hari kedua, dengan membawa anak-anak serta kado.

6. Jangan menangih hutang

Semua orang yang merayakan Imlek haruslah bebas dari kekhawatiran.

Maka menagih hutang di hari itu bisa merusak suasana sekaligus membawa kejelekan bagi kedua belah pihak.

Selain menagih hutang, meminjam uang pun tidak disarankan.

7. Hindari bertengkar dan menangis

Ilustrasi (America's Largest Fishing Social Network)

Semua masalah harus ditangani dengan hati dingin.

Di zaman dulu, tetangga bahkan datang ke rumah untuk menjadi penengah dan memastikan kedua belah pihak yang bertengkar mengatasi masalahnya tanpa baku hantam.

8. Hindari minum obat

Cobalah untuk tidak minum obat di hari Imlek untuk mencegah minum obat sepanjang tahun.

Tentu saja, jika Anda sakit parah atau sangat perlu minum obat, lakukanlah demi keselamatan Anda sendiri.

Selain minum obat, hal-hal lain yang berkaitan yaitu:

- Jangan pergi ke dokter
- Jangan lakukan operasi
- Jangan disuntik

9. Jangan beri doa pada seseorang yang masih di tempat tidur

Jika Anda ingin mendoakan seseorang, pastikan orang itu sudah bangun dari tempat tidurnya terlebih dahulu.

Jangan pula menyuruh orang yang tidur untuk bangun dan menyuruh mereka tergesa-gesa.

10. Kado yang dilarang

Membawa kado atau hadiah saat perayaan Imlek memang dianjurkan, tapi ada beberapa pengecualian.

Memberi jam adalah ide buruk, karena memberi jam berarti memberi penghormatan terakhir pada seseorang.

Beberapa daerah di Tiongkok juga memiliki hadiah tabunya sendiri.

Seperti buah apel yang pelafalannya hampir sama dengan "meninggal karena sakit."

10 larangan tersebut memang terkesan berlebihan, belum lagi soal norma budaya, adat istiadat dan sopan santun.

Namun seperti kata orang tua pada umumnya, larangan dibuat untuk kepentingan kita sendiri.

Dibentuk selama ribuan tahun, hal-hal tabu tersebut mewujudkan kepercayaan, harapan, dan kekhawatiran orang-orang Tionghoa.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini