Gempa Hari Ini - Penjelasan BMKG Soal 4 Kali Gempa yang Landa Sejumlah Daerah Indonesia
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah gempa bumi tercatat melanda beberapa wilayah Indonesia sejak Kamis (14/2/2019) dini hari hingga siang..
Tercatat empat kali gempa bumi sudah terjadi, melalui siaran pers yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dari laman resminya pun memberikan penjelasan.
Empat gempa bumi tersebut antara lain terjadi di Sarmi, Malang, Lebak Banten, dan Morotai.
BMKG mengungkapkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar Obliqe Naik.
Guncangan gempa bumi tersebut dilaporkan dirasakan di daerah Kab Malang dengan kekuatan III MMI; Selopuro, Wlingi dan Kota Blitar dengan kekuatan II-III MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 03.25 WIB BMKG juga mengungkapkan hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
BMKG juga mengimbau kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Berikut ini empat gempa bumi yang melanda sejumlah wilayah Indonesia, seperti Tribunnews rangkum dari Twitter dan Instagram resmi @infoBMKG.
Baca: Penyebab dan Dampak Gempa M 5.2 di Lebak Banten hingga Rekomendasi Badan Geologi
#1
Gempa pertama terjadi di Sarmi, Papua pada pukul 03.38 WIT dengan kekuatan magnitudo 4,8.
Pusat gempa berada pada koordinat 1.93 Lintang Selatan (LS) hingga 138.52 Bujur Timur (BT).
Tepatnya di darat pada 26 km barat daya Sarmi, Papua dengan kedalaman 22 km.
Dari laporan masyarakat yang diterima BMKG, dampak gempa berupa guncangan yang dirasakan dalam skala I-II MMI di Sarmi.
Baca: Seusai Digugat Cerai, Gading Marten Kembali ke Rumah Pertama: Balik ke Rumah Bapak, Malunya Double
Ditinjau dari lokasi espisenter dan kedalaman hiposenternya, gempa di Sarmi, Papua ini merupakan gempa dangkal yang terjadi pada region Lanjur Anjak Mamberamo.
Gempa ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya tidak cukup besar untuk membangkitkan perubahan di dasar laut dan memicu gelombang tsunami.
Hasil monitoring BMKG hingga pukul 04.00 WIT tidak ada aktivitas gempa susulan.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca: Gempa Bumi mengguncang Lebak Banten 5,2 SR, Tak Berpotensi Tsunami
#2
Pukul 02.58 WIB, giliran Kabupaten Malang, Jawa Timur yang diguncang gempa.
Gempa berkekuatan magnitudo 5,0 ini terletak pada koordinat 9.35 Lintang Selatan (LS) dan 112.51 Bujur Timur (BT).
Pusat gempa berlokasi di laut pada jarak 134 km arah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan kedalaman 69 km.
Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, BMKG menyebut gempa di Malang ini terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar Oblique Naik (Oblique Thurst Fault).
Baca: Ahok - Puput Dikabarkan Sudah Menikah, Adik BTP Singgung Kehidupan Salah: Panah Bisa Berbalik Arah
Guncangan gempa dilaporkan terasa di MMI III Donomulyo, MMI II-III Selopuro, MMI II-III Wlingi, MMI II-III Kota Blitar dan MMI III Bantur.
Berdasarkan informasi yang diterima BMKG, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan akibat dari gempa tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya tidak cukup besar untuk membangkitkan perubahan di dasar laut dan memicu gelombang tsunami.
Hasil monitoring BMKG hingga pukul 03.25 WIB tidak ada aktivitas gempa susulan.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca: Penyebab dan Dampak Gempa M 5.0 di Malang Jawa Timur hingga Rekomendasi Badan Geologi
#3
Gempa kembali terjadi di Pulau Jawa tepatnya di Lebak, Banten.
Gempa berkekuatan magnitudo 5,2 ini terjadi pada pukul 06.41 WIB.
Pusat gempa berada di laut 79 km barat daya Lebak, Banten.
Tepatnya pada koordinat 7.07 Lintang Selatan (LS) hingga 105.75 Bujur Timur (BT) dengan kedalaman 21 km.
Guncangan gempa dirasakan hingga MMI III Malingping, MMI III Cijaku, MMI III Panggarangan, MMI III Bayah, MMI III Ciptagelar, MMI III Wanasalam dan MMI II Pelabuhan Ratu.
Meski berpusat di laut, namun gempa ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya tidak cukup besar untuk membangkitkan perubahan di dasar laut dan memicu gelombang tsunami.
Berdasarkan posisi pusat gempa bumi, kedalaman dan fokal mekanisme oblique normal, kejadian gempa bumi kemungkinan besar berasosiasi dengan aktifitas intraslab, bagian lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah.
Baca: Begini Aktivitas Kegempaan Gunung Karangetang Hari Ini
#4
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang
II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Baca: Info BMKG: Waspada Peringatan Dini Kota yang Dilanda Cuaca Ekstrem hingga Jumat 8 Februari 2019
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota Indonesia: Potensi Hujan di Wilayah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)