Mata Najwa: Dwi Irianto 'Mbah Putih' Ungkap Proses Pengaturan Skor hingga Merasa Bersalah
TRIBUNNEWS.COM - Episode Mata Najwa, PSSI Bisa Apa Jilid 4 menampilkan tayangan eksklusif dari hasil wawancara dengan Dwi Irianto, salah satu tersangka pengaturan skor.
Dalam rekaman tersebut, Dwi Irianto atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Putih yang juga mantan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memaparkan bagaimana proses pengaturan skor itu terjadi.
Mbah Putih menyebutkan terjadinya proses pengaturan skor karena ada kerjasama hingga pihak yang diuntungkan
"Ada kerjasama, ada transaksi, dan harus menguntungkan diri sendiri. Pengaturan skor itu di bola pasti ujung-ujungnya ada judi," kata Mbah Putih dalam wawancara eksklusif yang ditayangkan dalam acara Mata Najwa, episode PSSI Bisa Apa, Jilid 4.
Setelah itu, Mbah Putih turut menjelaskan sebagaimana perannya dalam mengatur sebuah pertandingan.
Dia mengkondisikan perangkat pertandingan untuk memastikan salah satu tim dari orderannya untuk dimenangkan.
"Kalau kita cuma minta menang kalah kita harus mengkondisikan perangkat pertandingan dengan kita bicara.
"Minta tolong kalau bisa kamu jangan blunder, kalau ada kesempatan tolong tim A dimenangkan," ujarnya menambahkan.
Terkait masalah keungan berapa yang harus dibayarkan untuk mengatur sebuah pertandingan, Mbah Putih mengatakan disesuaikan dengan kondisi klub.
Karena masing-masing klub memiliki finansial yang berbeda-beda.
"Biasanya setelah dari komite, kita ajak makan malam perangkat pertandingan. Setiap klub pasti punya kemampuan finansial yang berbeda,
"Kalau Liga 3 paling Rp10 juta. Kalau Liga 2, paling Rp 20 juta," tutur Mbah Putih.
Sementara untuk tarif di Liga 1 ia kurang mengatahui lantaran dianggap ranahnya yang ekslusif.
"Kalau Liga 1 tidak tahu karena ini ranah eksklusif," ujar tersangka kasus pengaturan skor Dwi Irianto atau Mbah Putih.
Dalam perangkat pertandingan yang disinggung Mbah Putih termasuk komisi wasit yang mengawali sebuah pertandingan.
"Semua wasit mau diajak kompromi,
"permintaan kalah dan menang yang dilakukan perangkat pertandingan ada teknis sendiri-sendiri. Kita harus cermat bener dengan wasit," tuturnya menambahkan.
Salah satu contoh teknis yang Mbah Putih ungkapkan ialah masalah durasi kick-off.
Mantan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI ini mengaku menyesal atas perbuatan yang selama ini lakukan terkait pengaturan skor.
Ia melakukan ini atas dasar tidak paham.
Awalnya Ia hanya dimintai tolong, hingga akhirnya seperti ini.
"Saya menyesal. Dalam artian, saya tidak paham. Mohon maaf, saya awalnya dimintai tolong. Tapi akhirnya saya seperti ini. Baru saya sadar ini kejahatan setelah diskusi dengan penyidik," ungkapnya.
"Saya merasa saya tidak pernah menyakiti orang dan klub. Saya gak terbesit untuk melakukan kecurangan. Ini soal teknis
"Kalau saya boleh nangis, saya nagis. Saya bersalah melakukan ini," ungkap penyesalan dari Mbah Putih.
Seperti diketahui, Ketua Umum PSSI, Joko Driyono saat ini telah ditangkap kepoisian Satgas Anti Mafia Bola terkait kasus penghilangan barang bukti.
Menanggapi penangkapan yang terjadi pada Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, Mbah Putih secara pribadi merasa kaget.
Saat ini PSSI dikomandoi oleh Iwan Budianto yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil PSSI.
Pada akhir sesi wawancara, Mbah Putih mengatakan sosok yang akan menjadi Ketua Umum PSSI.
Menurutnya orang yang akan menjadi Ketua Umum PSSI haruslah mempunyai waktu yang cukup, bijak, tegas, bersih, dan mempunyai visi untuk memajukan sepak bola Indonesia.
(Tribunnews.com/Sina)