TRIBUNNEWS.COM - Dua klub Liga 1 yang disebut terlibat dalam pengaturan skor yakni Arema FC dan Bali United berikan tanggapan mengenai tuduhan tersebut.
Arema FC dan Bali United berikan tanggapan mengenai tuduhan pengaturan skor yang menyeret keduanya.
CEO Arema FC, Agoes Soerjanto angkat bicara, mengenai tuduhan pengaturan skor bersama dengan Iwan Budianto, menurutnya banyak yang akhirnya merasa dikorbankan atas tuduhan yang masih belum bisa dibuktikan kebenarannya tersebut.
“Tudingan itu bagi saya yang ada itu kan masih di televisi, masih disiarkan, mari kita terapkan dulu asas praduga tak bersalah. Karena negara kita ini adalah negara hukum,” ungkap Agoes Soerjanto dikutip Tribunnews dari laman resmi klub.
“Jangan sampai kita itu menuduh karena ada informasi yang seperti itu, akhirnya, kita tidak sadar, apa yang kita korbankan nanti, yang kita korbankan adalah sportivitas, yang kedua manajemen Arema,” sambungnya.
Meski dinilai cukup merugikan, namun Agoes Soer meminta manajemen Arema FC untuk tidak terpancing pada situasi tersebut.
“Saya sampaikan kepada manajemen, cobalah kita konsentrasi apa program kita ke depan, selain ada Piala Indonesia kita tuntaskan, ada persiapan Piala Presiden ini, kita harus jadi tuan rumah yang baik,” ungkapnya.
“Mata dan telinga kita ini sekarang Arema. Mata dan telinga kita ini sekarang Aremania. Mata dan telinga kita ini bagaimana kita menumbuhkan ekonomi kerakyatan, bagaimana Arema bukan hanya salam satu jiwa saja, salam satu jiwa ini bagaimana yang bisa dirasakan oleh masyarakat semua,” terangnya.
“Kita lagi ingin membangun itu, jangan dikotori oleh tudingan, jangan dikotori oleh kepentingan-kepentingan sesaat yang mungkin membawa sepakbola itu ke ranah yang kemana-kemana,” ungkapnya.
Setali tiga uang dengan Arema FC, Bali United juga memberikan tanggapan senada, melalui CEO Bali United Yabes Tanuri menyebut tidak ada pengaturan skor yang dilakukan oleh Serdadu Tridatu.
"Tidak ada itu sama sekali dari saya, kalau memerintahkan kemenangan ke pemain pasti itu, saya ini pemain menang," ujar Yabes Tanuri dikutip Tribunnews dari laman resmi klub.
"Jadi enggak mungkin kita melakukan hal itu (pengaturan skor) bonus pemain saja per pertandingan kalau menang 100 Juta lebih, kita bonus ke pemain saja lebih besar, untuk gol lebih besar, kita bonus ke pemain itu besar banget," ujar Adik dari Peter Tanuri tersebut.
Sebelumnya dalam Episode Mata Njawa, PSSI bisa apa Jilid 4, menyebutkan bahwa pertandingan Liga 1 sudah banyak yang diatur,mulai dari Arema FC hingga Bali United.
Dalam acara Mata Najwa episode PSSI bisa apa, diungkap mengenai pengaturan skor yang terjadi di Liga 1.
Sosok narasumber yang disamarkan identitasnya dalam Mata Najwa menyebut bahwa hampir semua pertandingan di Liga 1 sudah diatur.
"Pertandingan di Liga 1 sudah banyak diatur, setiap pertandingan, meskipun beberapa klub tidak bermain." ujar sang narasumber dikutip Tribunnews dari Matanajwa.
Sang narasumber juga menyebut bahwa perangkat pertandingan sudah dijanjikan nominal tertentu dan hingga komite wasit ikut serta.
"Perangkat pertandingan datang kalau menang dijanjikan sekian dan semua wasit melakukan pengaturan, mereka berasal dari penugasan dari komite wasit, kalau menang dapat sekian." ujar Narasumber.
Ia juga menyebut inisial yang membantu pengaturan skor di tingkat komite wasit.
"Inisial nk komite wasit dan mungkin Exco,"
Sang narasumber juga menyebut pertandingan antara Arema FC menghadapi Borneo FC telah diatur sebelumnya.
"Arema FC vs Borneo, 2018, inisial IB, memerintahkan supaya Arema menang kepada wasit, 20-25 juta, dibagi bersama perangkat," ujar sang Narasumber.
Selain Arema FC menghadapi Borneo, laga antara Borneo FC menghadapi PSM Makassar juga telah diatur.
"Pertandingan Borneo FC melawan PSM Makassar, diharuskan supaya Borneo menang, Exco yang menang, YN. skor waktu itu menang PSM, Imbalan 70 Juta."
"Bali United menghadapi Persela Lamongan, YT yang memesan pertandingam supaya Bali United menang dengan 40 juta sebagai imbalan,"
"Setiap pertandingan Bali United pasti ngasih 40 juta ke perangkat pertandingan,"
Ketika disinggung mengenai Persija menghadapi Mitra Kukar, narasumber yakin bahwa pertandingan telah diatur.
"Persija yang mengeluarkan uang, karena banyak hal-hal yang berbau kontroversial dan pelanggaran," ujar narasumber.
Selain liga 1, perebutan peringkat tiga Liga 2 untuk promosi ke Liga 1 juga telah diatur sebelumnya.
"Persita Tangerang lawan kalteng putra, salah satu staf perwasitan ML, dengan perangkat menemui IB ditemui di apartemen daerah Kuningan, di apartemen IB memberi uang ke ML sekitar 100 Juta." ujar sang Narasumber.
Apabila wasit "nurut" maka diberikan banyak penugasan
"Mereka harus nurut sama IB, JR, karena mereka petinggi Exco, hampir semua wasit pasti nurut dan tidak ada yang berani melawan," ujar narasumber.
(Tribunnews.com/Gigih)