TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal penyebaran berita palsu atau hoaks.
Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 ini meminta agar warganet berhati-hati dalam menyebarkan berita yang belum pasti kebenarannya.
Jika sebuah berita hoaks sudah terlanjur tersebar, lanjut Jokowi, tidak mudah untuk meluruskan berita itu.
Mantan Wali Kota Solo ini mengibaratkan upaya melurukan berita hoaks seperti mengumpulkan kembali pecahan dari cawan yang pecah.
Andaikan terkumpul lagi, kata Jokowi, cawan tak akan kembali utuh.
Baca: TKN: Jokowi-Amin Dipilih Masyarakat Karena Pengalaman Dan Prestasinya Di Sektor Ekonomi
Hal itu disampaikan Jokowi dalam kicauan di akun Twitternya, Selasa (12/3/2019).
"Hati-hati menebar berita yang belum pasti benar. Meluruskan berita hoaks seperti mengumpulkan kembali beling-beling dari cawan yang pecah. Takkan kembali utuh," tulisnya.
Melengkapi postingannya itu, Jokowi mengunggah foto dirinya sedang mengecek ponselnya.
Tengku Zulkarnain Cabut Ceramahnya Soal Pemerintah Legalkan Zina
Dalam sebuah ceramahnya, Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia Ustaz Tengku Zulkarnain menuding pemerintah bakal melegalkan zina.
Belakangan, Tengku Zulkarnain meminta maaf atas ucapannya karena segala tuduhannya bahwa pemerintah menyediakan kontrasepsi tidak benar.
Dikutip dari TribunJakarta, mulanya, di sebuah ceramah Tengku Zulkarnain menyinggung soal Rancangan Undang -Undang Penghapusan Kekerasan Seksual atau RUU P-PKS.
Ia mengaku seminggu ini MUI berduka menyusul muncul wacana pemerintah mengajukan RUU P-KS.
Berikut ceramah Tengku Zulkarnain soal tuduhannya yang tak berdasar tersebut.
"Satu minggu ini Majelis Ulama Indonesia berduka cita karena Pemerintah telah mengajukan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual disingkat RUU P-PKS dibacanya RUU PKS, bukan Partai Keadilan Sejahtera.
Majelis Ulama sikapnya tegas kita sudah sidang kemarin menolak karena isi pasal-paslanya mengerikan.
Ada satu pasal yang membuat saya menangis di rumah.
Pelajar dan mahasiswa dan pemuda yang belum menikah yang ingin melakukan hubungan seksual maka pemerintah mesti menyediakan alat kontrasepsi untuk mereka.
Anak-anak muda yang belum menikah kepingin berzina pemerintah msti menyediakan kondomnya supaya jangan hamil di luar nikah.
Kalau ini disahkan, berarti pemerintah telah mensahkan perzinahan, bahkan menyediakan kondom dan alat kontrasepsi bagi orang-orang yang berzina..."
Di lain kesempatan stasiun televisi i-News mengundang di antaranya Tengku Zulkarnain dan politikus Golkar yang juga anggota DPR RI Ace Hasan Syadzily.
Baca: Jadwal Jokowi Datang ke Bangka Padat, Tak Hanya Resmikan Bandara Depati Amir
Di forum itu Tengku Zulkarnain menyoal LGBT dan perzinahan yang disinggung dalam RUU P-KS.
"Ada satu pasal yang mengejutkan pembaca," kata Tengku Zulkarnain.
"Itu pasal berapa ustaz?" tanya Ace Hasan.
"Saya tidak bisa tunjukkan tapi saya sudah baca," aku Tengku Zulkarnain.
"Tolong tunjukkan kepada kami," pinta Ace Hasan kemudian.
"Intinya bunyinya begini kira-kira setiap remaja dan pemuda yuang mau melakukan hubungan seksual itu negara diminta menyediakan alat kontrasepsi. Itu yang saya terkejut sekali" ucap Tengku Zulkarnain.
Acen Hasan lalu membantah dan meluruskan Tengku Zulkarnain yang mengada-ngada seolah-olah sudah membaca teliti RUU P-KS.
"Enggak ada itu, pasal itu enggak ada. Nah pasal itu tidak ada ustaz," tegas Ace Hasan.
Kemudian, juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf ini meminta Tengku Zulkarnain teliti membaca seluruh pasal di RUU P-KS.
"Kita harus betul-betul mencermati secara teliti Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual adalah upaya kita untuk melindungi perempuan, anak dan kelompok disabilitas," beber dia.
Dikatakan Ace Hasan, bahwa ada masukan silakan saja.
Kemudian, Tengku Zulkarnain juga meralat ucapannya bahwa RUU P-KS bukan diajukan pemerintah tapi DP RI. Ini sekaligus menarik ucapannya sewaktu ceramah.
"Ternyata ini usulan DPR bukan usulan pemerintah," ucap Tengku Zulkarnain.
Lihat selengkapnya di sini:
Isi ceramah Tengku Zulkarnain cenderung sudah beredar dan beberapa orang termakan isu pemerintah melegalkan perzinahan merujuk salah satu pasal di RUU P-KS.
Aceh Hasan pun sempat membuat cuitan hasil obrolan di forum i-News TV yang saat itu menghadirkan Tengku Zulkarnain membahas RUU P-KS.
"Saya satu forum di @OfficialiNewsTV dgn @ustadtengkuzul bicara soal RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. Sy tantang utk menunjukan mana pasal yg membolehkan seks bebas, LGBT & pemerintah menyediakan kontrasepsi. Dia tak bisa menunjukan!" cuit Ace Hasan di akun @acehasan76.
Pada kenyataannya, memang Tengku Zulkarnain tidak menemukan pasal tersebut dan memang tidak ada pasal yang menyebut negara menyediakan alat kontrasepsi untuk perzinahan.
Akhirnya, Tengku Zulkarnain meminta maaf atas isi ceramahanya tersebut. Permintaan maaf itu ia sampaikan melalui Twitter @ustadtengkuzul.
"Setelah mencermati isi RUUP-KS saya tidak menemukan pasal penyediaan alat kontrasepsi oleh Pemerintah untuk pasangan Remaja dan Pemuda yang ingin melakukan hubungan suami isteri. Dengan ini saya mencabut isi ceramah saya tentang hal tersebut. Dan meminta maaf karena mendapat masukan yang salah," cuit Tengku Zulkarnain.
(Tribunnews.com/Daryono)