News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Survei Litbang Kompas, Ini Penjelasan Detail Cara Pengambilan 2.000 Responden yang Dipakai

Penulis: Daryono
Editor: Fathul Amanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hasil survei Litbang Kompas terbaru tentang elektabilitas Jokowi-KH Maruf Amin dan Prabowo Subinato-Sandiaga Uno

TRIBUNNEWS.COM - Litbang Kompas merilis hasil survei terbaru elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. 

Hasil survei Litbang Kompas itu menyebutkan elektabilitas pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin di angka 49,2 persen.

Sedangkan pasangan Capres-Cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berada di angka 37,4 persen.

Sisanya, yakni 13,4 responden Survei Litbang Kompas menyatakan rahasia.

Survei Litbang Kompas itu dilakukan pada 22 Februari hingga 5 Maret 2019.

Baca: Hasil Survei Litbang Kompas Jadi Bahan Evaluasi Bagi Jokowi

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas itu, elektabilitas Prabowo-Sandi naik 4,7 persen dalam enam bulan, dari 32,7 persen pada Oktober 2018 menjadi 37,4 persen pada survei kali ini.

Sebaliknya, elektabilitas rivalnyal Jokowi-Amin turun 3,4 persen, dari 52,6 persen pada Oktober 2018 menjadi 49,2 persen.

Selisih suara di antara kedua pasangan menyempit menjadi 11,8 persen.

Hasil survei Litbang Kompas ini direspons beragam oleh berbagai pihak. 

Ada yang mengamini, namun ada pula yang mempertanyakan. 

Sebagian pihak menanyakan metode yang dipakai dalam survei ini. 

Dalam penjelasannya, Litbang Kompas menyatakan survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.

Baca: Survei Litbang Kompas, Pengamat: Militansi Pendukung Jadi Kunci Naiknya Elektabilitas Prabowo-Sandi

Lantas bagaimana detail pengambilan responden? 

Dikutip Tribunnews.com dari tayangan KompasTV, Manajer Database Litbang Kompas Ignatius Kristanto menjelaskan metode pengambilan responden yang dipakai dalam survei. 

Menurut Kristanto, 2.000 responden berasal dari 500 desa di seluruh wilayah Indonesia. 

Dari tiap desa diambil empat responden.

"Jadi ada 500 desa di seluruh Indonesia. Kita bagi berdasarkan proporsi DPT pemilih, potensi desa dan data penduduk BPS terbaru," ujarnya.

Kristanto menjelaskan misalkan di provinsi A terdapat 5 persen dari total DPT, di provinsi itu akan dicari responden sebanyak 5 persen dari 2.000 responden yang ditetapkan Litbang.

Sampel 2.000 itu dipilih secara random (acak), bertahap mulai dari provinsi, kabupaten, kelurahan/desa dan akhirnya terpilih desa terpilh. 

Baca: Komentari Hasil Survei Litbang Kompas, Yunarto Wijaya: Kerja Lebih Giat, Bukan Cari Kesalahan

Dari desa itu dilakukan random lagi dengan memilih dua RT di desa tersebut. 

"Misalkan ada 50 RT di desa itu, kita pilih secara radom. Tidak asal misalnya karena jaraknya, dekat tidak boleh," kata dia. 

"Misal dapatnya (RT) di ujung atau di gunung ya harus didatengin. itu konsekuensinya," ujarnya lagi. 

Dari dua RT yang telah dipilih kemudian didatangi Ketua RT-nya untuk kemudian meminta daftar nama KK. 

"Misal ada 100 KK, dari 100 KK itu kita pilih lagi random dua keluarga. Dua keluarga ini kita datengin. Satu (keluarga) diambil laki-laki, satu (keluarga lainnya) diambil perempuan," pungkasnya. 

Selengkapnya dapat anda lihat di video di bawah ini: 

(Tribunnews.com/Daryono)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini