Tak galau lagi, Maudy Ayunda pilih relakan masa kecilnya untuk sekolah di Universitas Harvard demi Standford. Ternyata ini beberapa alsannya. Simak selengkapnya di sini!
TRIBUNNEWS.COM - Setelah sebelumnya sempat mengalami dilema, aktris dan penyanyi Maudy Ayunda akhirnya berakhir.
Maudy telah memutuskan kemana ia akan melanjutkan jenjang Strata 2 (S2) antara Universitas Harvard atau Standford.
Melansir dari tayangan Catatan Najwa yang dipublikasikan pada Jumat (22/3/2019) Maudy membeberkan pilihannya pada Najwa Sihab.
Baca: Ngobrol Soal Pendidikan dengan Maudy Ayunda, Najwa Shihab : Aku Kalau Mau Ujian Malah Senang
Baca: Maudy Ayunda Takut Jalani LDR karena Akan Segera Melanjutkan Studi S2 di Stanford University
"Sekarang sih sebenarnya aku udah punya kecenderungan ke salah satu pilihan itu."
"Cuma mungkin nanti di-reveal-nya. Tapi sebetulnya udah milih," kata Maudy.
Awalnya Maudy memang tak ingin terlalu blak-blakan, namun kepiawaian Najwa berhasil membuatnya buka suara.
"Ini kayaknya bakal bocor juga sih ha-ha-ha."
"Jadi aku sebenarnya awalnya dari dulu punya mimpi ambil MBA Stanford itu. Mimpi dari lulus S1 kali ya, mulai kepengin,"papar Maudy.
Ia mengakui sempat pesimistis setelah membaca pengalaman dan cerita dari beberapa temannya betapa susahnya masuk Stanford.
Namun ia tetap memantapkan dan memberanikan diri untuk mendaftar ke sana.
Baca: Ungkapan Maudy Ayunda tentang Pola Asuh Orang Tuanya Sejak Kecil
Meski begitu, ia juga punya keinginan untuk melanjutkan jenjang S2 di Universitas Harvard.
Harvard merupakan Universitas impiannya sejak masih kecil, hal inilah yang membuatnya merasa dilema.
"Sebenarnya Harvard itu impian aku dari dulu, dari SD."
"Makanya itu yang jadi dilema banget. Waktu SD itu masih yang lihat poster-poster Harvard terus masih yang baru ngeliat institusinya aja."
"Masih yang 'wah semua orang pintar sekolah di sana dan bayangkan kalau aku bisa belajar di sana juga'. Jadi itu dilemanya,"papar Maudy.
Meski begitu sebenarnya Maudy telah mempertimbangkan beberapa hal yang ia suka dari Stanford.
Salah satu alasannya adalah karena universitas tersebut dekat dengan Silicon Valey.
"Karena sebenarnya teman aku ada beberapa yang lulusan situ dan dari cerita-cerita,"
"mereka merasa berkembang dari pengalamannya dan aku memang tertarik ke bisnis juga dan teknologi. Terus deket dari Silicon Valey," jalas pelantun lagu Jakarta Ramai ini.
Baca: Maudy Ayunda Tentukan Pilihannya dari Kedua Universitas Terbaik di Dunia yang Menerimanya
Ternyata dibalik keberhasilannya ini adalah hasil dari didikan orang tuanya sejak kecil.
Maudy mengaku jika sejak kecil hiburan di lingkungan keluarganya adalah buku.
Bahkan di masa kecilnya keluarga Maudy tak punya televisi.
"Jadi kayaknya pertama waktu itu culturenya ada by chance juga, karena pada waktu itu dulu kita waktu aku masih kecil belum ada TV,"
"aku nggak tahu itu karena masalah keuangan atau kebetulan aja nggak ada TV, tapi akhirnya entertaimentnya itu dari baca buku," jelasnya.
Kedua orangtuanya tak pernah memberikan hadiah-hadiah layaknya anak lain setelah mendapatkan prestasi.
Rasa bangga yang tergambar dari rona wajah kedua orangtua nampaknya sudah cukup menjadi sebuah penghargaan baginya.
"Yang kedua juga memang orangtua aku kalo dari obrolan mereka the reward from achivment itu sebenernya perasaan bangga aja"
"kita nggak pernah di kasih kayak uang atau jajanan atau apa sih, tapi kita bisa melihat bangganya aja sih," tutur pemain film Perahu Kertas itu.
Bahkan sang ayah juga rela pulang pergi ke Singapura hanya demi membelikan satu koper buku bagi anak-anak di rumah.
"Aku masih ingat dulu papa ku pulang pergi ke Singapura bawa satu koper cuma mau beliin anaknya buku karena dulu mungkin di Jakarta belum terlalu komplit," imbuh Maudy.
Baca: Sempat Dilema, Maudy Ayunda Akhirnya Memilih Kampus Ini, Harvard atau Stanford University?
Tak hanya peran sang ayah, Maudy menjelaskan bahwa Ibundanya kerap mengajaknya berinteraksi dengan mengobrol.
Bukan obrolan sembarangan, sejak kecil Maudy dilatih untuk memecahkan masalah hingga ke akar meski dalam hal yang kecil.
Sang Ibu selalu melatih dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan memicu Maudy untuk berfikir lebih jauh.
Namun hal tersebut justru terasa sangat menyenangkan bagi Maudy Ayunda yang membuat cara berfikirnya hingga saat ini.
"Diluar itu, mama itu sejak kecil suka ngajak ngobrol tapi bukan ngobrol biasa, problem solving,"
"tentang hal-hal kecil misalnya kita besok mau kumpul-kumpul keluarga, kita pesen makan apa ya, kenapa?"
"kenapa menurut kamu Rendang, emang di kombinasiin sama ini oke," terang Maudy.
"Jadi nggak ada obrolan yang nggak pernah simple gitu, jadi sellau ada mengapa, kenapa sampai diujung kita menemukan jawaban yang tepat,".
"Jadi problem solving yang ditanamkan sejak kecil aku jadi mikir rasa kepedulian, keingintahuan dan hampir enjoying it, karena hampir dibuat like a game," pungkasnya.
(Tribunnews.com / Bunga)