TRIBUNNEWS.COM - Status Gunung Anak Krakatau diturunkan dari level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) terhitung Senin (25/3/2019) pukul 12.00 WIB.
Untuk diketahui, status Siaga Gunung Anak Krakatau dimulai pada 27 Desember 2018 lalu.
Dikutip dari laman resmi magma.vsi.esdm.go.id, penurunan status Gunung Anak Krakatau dilakukan berdasarkan hasil pengamatan terakhir aktivitas Gunung Anak Kratau pada 25 Maret 2019 pukul 06.00 WIB.
Adapun hasil pengamatan pada Senin pagi itu sebagai berikut:
- Saat ini Gunung Anak Krakatau mempunyai elevasi tertinggi 156.9 m dpl, dicirikan oleh karakter erupsi magmatik/freatik berupa erupsi eksplosif/letusan lemah berupa abu atau asap putih uap air.
- Secara visual Gunung Anak Krakatau, pasca periode erupsi intensif sejak Juni 2018 - 9 Januari 2019, masih sesekali mengeluarkan letusan asap putih uap air dengan tinggi kolom asap maksimal mencapai 1000 m di atas puncak.Pengamatan energi tremor cenderung menurun walaupun berfluktuatif serta tidak memperlihatkan indikasi deformasi yang signifikan pada tubuh gunungapi.
- Dengan kondisi saat ini, potensi erupsi yang paling memungkinkan adalah letusan abu - uap air/strombolian.
- Hasil pengamatan dan analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 25 Maret 2019, tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau cenderung menurun walaupun berfluktuasi kecil. Potensi erupsi masih ada namun dengan intensitas yang kecil dibandingkan periode erupsi Desember 2018 dan sebaran material hasil erupsi yang membahayakan hanya tersebar pada radius 2 km dari kawah aktif Gunung Anak Krakatau.
Baca: Gunung Anak Krakatau Masih Alami Gempa Mikrotremor
Dengan status level II, direkomendasikan agar masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak berakhtivits dalam radius 2 km dari kawan aktif Gunung Anak Krakatau yaitu di dalam Pulau Gunung Anak Krakatau.
Erupsi Lebih dari 120 Kali
Gunungapi Anak Krakatau sejak pemunculannya tanggal 11 Juni 1927 hingga 2019, telah mengalami erupsi lebih dari 120 kali dengan waktu istirahat berkisar antara 1 – 6 tahun.
Erupsi selama lima tahun terakhir adalah letusan abu dan aliran lava.
Pada Juni-Desember 2018 erupsi menerus terjadi beberapa kali dengan intensitas energi tremor erupsi terkuatnya terjadi pada bulan September.
Pada 22 Desember 2018 aktivitas meningkat kembali, dengan terekamnya tremor vulkanik menerus yang berasosiasi dengan letusan menerus, serta letusan surtseyan pada 28 Desember 2018.
Baca: Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi Kamis Dini Hari, Erupsi Berlangsung selama 2 Menit 26 Detik
Sehingga pada tanggal 27 Desember 2018, tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).
(Tribunnews.com/Daryono)