Fakta terbaru dosen UNM bunuh Siti Zulaeha, suami korban ungkap kebohongan pelaku hingga diduga sudah merencanakan aksinya.
TRIBUNNEWS.COM - Fakta terbaru kasus pembunuhan Siti Zulaeha yang dilakukan dosen Universitas Negeri Makassar (UNM), Wahyu Jayadi.
Kasus dosen UNM membunuh Siti Zulaeha, suami korban sebut pelaku berbohong dan diduga sudah merencanakan aksinya.
Hampir seminggu setelah kejadian, kasus pembunuhan Siti Zulaeha memasuki babak baru.
Siti diketahui meninggal karena dicekik dan dianiaya rekan kerjanya, Wahyu Jayadi pada Kamis (21/3/2019).
Baca: 5 Fakta Terbaru Dosen UNM Bunuh Siti Zulaeha, Pengakuan Pelaku hingga Kejiwaannya akan Diperiksa
Jasad korban baru ditemukan pada Jumat (22/3/2019) dalam mobil SUV merek Daihatsu Terios yang terparkir di Jalan Poros Japing, ecamatan Pattallassang, Gowa, Sulawesi Selatan.
Awalnya, Siti Zulaeha diduga menjadi korban perampokan karena sejumlah barang miliknya hilang.
Namun, setelah proses penyelidikan dilakukan, hasil menyatakan Siti menjadi korban pembunuhan.
Berikut fakta terbaru dosen UNM membunuh Siti Zulaeha, seperti dirangkum Tribunnews dari Tribun Timur.
1. Ada lebih dari 10 riwayat video call WhatsApp antara korban dan pelaku
Seorang sumber Tribun Timur menemukan ada lebih dari 10 riwayat video call antara Siti Zulaeha dan Wahyu Jayadi via WhatsApp.
"Daftar riwayat video call akun WhatsApp yang ada dalam handphone tersangka ini lupa dihapus, saya kemarin melihat itu," katanya pada Rabu (27/3/2019).
Adanya penemuan riwayat video call tersebut karena sumber Tribun Timur sempat menahan ponsel pelaku.
"Harusnya penyidik dalami ini, saya kira handphone tersangka sudah diamankan. Bahkan handphone milik korban juga ada ditangan penyidik Polres Gowa," jelasnya.
Baca: Keluarga Bantah Kematian Siti Zulaeha karena Selingkuh dengan Dosen UNM
2. Soal pesan ibu korban pada pelaku disebut bohong
Suami Siti Zulaeha, Sukri Tenri Gau menyebutkan ibu korban tidak pernah berpesan pada Wahyu Jayadi sebelum meninggal.
Sebelumnya diberitakan Wahyu mengaku mendapat wasiat dari ibu Siti sebelum meninggal.
Menurut Wahyu, ia diminta almarhumah ibu Siti untuk menjaga korban karena sudah dekat layaknya saudara.
"Kita tak punya hubungan emosional dalam tanda kutip bahwa kita saling suka sama suka. Ini karena persoalan hubungan emosional karena hubungan keluarga."
"Saya ingat pesannya almarhumah mamanya, 'Jagai anrimmu, jagai anrimmu (jaga adikmu, jaga adikmu). Bahasa Bugisnya seperti itu. Taniako tau laing' (kamu bukan orang lain)," aku Wahyu pada polisi, Minggu (24/3/2019).
Namun, Sukri mengungkapkan bahwa pengakuan Wahyu Jayadi tersebut adalah bohong.
"Itu adalah kebohongan besar yang dibuat-buat pelaku," kata Sukri usai diperiksa di Mapolres Gowa, Rabu (27/3/2019).
Menurut Sukri Tenri Gau, Wahyu dan ibu Siti sama sekali tidak saling kenal.
"Tahun 2006 meninggal. Almarhumah belum kenal dengan pelaku. Jadi bagaimana bisa dititipi," ujarnya.
Baca: 5 Fakta Terbaru Pembunuhan Siti Zulaeha, Motif Wahyu Jayadi hingga Pesan Ibu Korban pada Pelaku
3. Suami korban mengaku sakit hati
Sukri Tenri Gau, suami Siti Zulaeha mengaku sakit hati atas aksi kejam Wahyu Jayadi terhadap istrinya.
Ia menyayangkan perbuatan sadis Wahyu yang membuat Siti harus kehilangan nyawa.
Terlebih menurut Sukri, Wahyu Jayadi sudah memiliki hubungan emosional dengan Siti.
"Apapun hukuman yang diberikan kepada pelaku ini tidak akan pernah mengobati rasa sakit hati dan dendam dari keluarga besar kami."
"Tapi dengan proses peradilan ini mudah-mudahan bisa mengurangi sakit bagi keluarga besar kami," tandas Sukri.
4. Suami korban sebut pelaku merencanakan aksinya
Aksi pembunuhan terhadap Siti Zulaeha disebut-sebut Sukri Tenri Gau sudah direncanakan Wahyu Jayadi sebelumnya.
Pasalnya, Sukri menganggap tidak masuk akal mengingat Wahyu Jayadi merupakan seorang dosen bergelar doktor.
"Jadi motif pelaku tidak masuk ke nalar saya. Masak hanya karena tersinggung sampai tega menghabisi nyawa rekan kerja sekaligus tetangganya ini," ungkap Sukri.
Baca: Polres Gowa Jadwalkan Panggil Rekan Kerja Siti Zulaeha terkait Proyek Sertifikasi Guru
"Pembunuhan ini dilakukan oleh intelektual. Bukan preman yang tidak punya pendidikan. Sehingga tidak mungkin emosi sesaat langsung menghilangkan nyawa istri saya," lanjutnya.
Ia merasa ragu apabila Wahyu membunuh Siti hanya karena merasa tersinggung.
"Kami meyakini pembunuhan ini tak mungkin dilakukan tanpa perencanaan yang matang," kata Sukri Tenri Gau di Mapolres Gowa, Rabu (27/3/2019).
Suami Siti Zulaeha ini berharap motif pembunuhan Wahyu Jayadi bisa segera terungkap.
"Kami mengharapkan kepolisian bisa mengusut tuntas motif sebetulnya. Kita tidak mau ada ganjalan di hati," ujarnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)