Laporan mengatakan setidaknya 35 orang asing termasuk di antara yang tewas.
Tanggapan pemerintah Sri Lanka
"Pertemuan darurat dipanggil dalam beberapa menit. Operasi penyelamatan sedang berlangsung," kata Menteri Reformasi Ekonomi dan Distribusi Publik Sri Lanka, Harsha de Silva melalui Twitter-nya.
Dia mengatakan dirinya sudah mengunjungi dua hotel yang diserang dan berada di tempat kejadian di Gereja St. Anthony's Shrine dan menggambarkan kejadian sebuah tragedi yang mengerikan.
"Saya melihat banyak bagian tubuh berserakan," kicaunya.
"Banyak korban termasuk orang asing. Harap tenang dan tetap berada di dalam ruangan," tambahnya.
Hanya sekitar enam persen dari mayoritas penduduk Sri Lanka yang beragama Budha adalah Katolik, tetapi agama dipandang sebagai kekuatan pemersatu karena mencakup orang-orang dari kelompok etnis Tamil dan mayoritas Sinhala.
Baca: Pria tunawisma di Australia dipertemukan kembali dengan tikusnya yang hilang
Baca: Penjelasan KBRI tentang Teror Bom yang Guncang Sri Lanka dan Ada Tidaknya WNI yang Jadi Korban
Minelle Fernandez dari Al Jazeera, melaporkan dari Kolombo, mengatakan krisis masih berlangsung.
"Kami mendengar bahwa rumah sakit nasional Kolombo masih menerima korban yang dibawa dari berbagai lokasi,"
"Dalam hal penegakan hukum, kami telah mendengar bahwa semua perayaan telah dibatalkan, bahwa keamanan di dalam dan sekitar kota telah diperketat," Fernandez melaporkan.
"Ini masih sangat terbuka ... masih terlalu dini [untuk berspekulasi siapa yang berada di belakang serangan itu] tetapi keamanan di ibukota dan bandara telah ditingkatkan setelah serangan," tambahnya.
(Tribunnews.com/Natalia Bulan R P)