Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - AJANG adu vokal X Factor Indonesia (XFI) memasuki babak enam besar. Kontes yang digelar setiap Jumat malam ini menyisakan enam penyai-penyanyi hebat dengan karakter suara yang khas dan beda-beda. Fatin Shidqia Lubis, Isa Raja, Mikha Angelo, Novita Dewi, Nu Dimention (Nudi) dan Shena Malsiana, para kontenstan ini berkunjung ke dapur Newsroom Tribun Network Jakarta di Jalan Palmerah Selatan, Selasa (9/4) pagi. Berikut ini laporannya disampaikan berseri.
FATIN Shidqia Lubis remaja belia berbakat di bidang tarik suara. Siswa Kelas II SMA ini memang tidak terobsesi menang pada ajang X Factor Indonesia yang diikutinya hingga babak enam besar saat ini. Namun, ia rupanya sudah menyiapkan berbagai rencana seandainya keluar menjadi jawara.
Fatin menyebutkan rencananya satu per satu. Ia sudah membayangkan akan menggeluti dunia usaha. Siswa kelas dua sekolah menengah atas itu, ingin punya toko makanan dengan menu khas, bukan yang biasa-biasa saja. Ia bahkan sudah punya nama untuk makanan kecil yang jadi menu andalan tokonya.
"Makanan kecil sudah ada namanya, kentang goreng "For Ya"," ucapnya antusias menceritakan rencananya itu. Nama itu merupakan frasa dari penggalan lirik lagu berjudul "Grenade" milik Bruno Mars.
Fatin juga sudah membayangkan konsep iklan untuk produk makanan kecilnya tesebut. "Iklannya sudah ada di otak aku. Ada kentang goreng "For Ya". Iya, rasanya bagaimana, rasanya Lubis, luar biasa," ucapnya sambil terkekeh kepada TRIBUNnews.com saat berkunjung ke dapur Newsroom Tribun Network Jakarta, Selasa (9/4/2013) lalu.
Fatin akan membangun usahanya itu dengan hasil keringat dan kerja kerasnya sendiri. Apalagi, kalau karirnya sebagai penyanyi mendapatkan penerimaan dari masyarakat. Ia tak mau merepotkan orangtuanya.
Ia juga ingin menekuni kariernya di dunia tarik suara. Bukan sekadar sebagai penyanyi, tetapi juga menulis dan mengaransemen lagu-lagunya sendiri untuk setiap albumnya. Meski demikian, ia tidak ingin berhenti melanjutkan studinya. Pendidikan sangat penting menunjang masa depannya. Ia percaya ilmu yang diperolehnya di bangku sekolahan tidak akan sia-sia.
"Aku ingin berkarier, punya lagu sendiri, mau lanjutkan sekolah. Banyak banget," kata Fatin, gadis berkerudung.
Mengenai penampilan, tata rias, busana maupun sepatu, Fatin terang-terangan mengakui tidak bisa berdandan. Bahkan, ia juga sama sekali tidak mengetahui alat-alat tat rias yang dikenakan kaum hawa untuk mempercantik diri.
Tetapi, ketidaktahuannya itu ternyata bukan masalah berarti baginya, tatkala mengikuti ajang X Factor Indonesia. Sebab, ada perias khusus yang menangani peserta ajang pencarian bakat tersebut.
"Kan aku enggak bisa dandan sendiri. Tapi, banyak yang mendandani aku dan peserta X Factor lainnya," ucapnya.
Siswa SMA 97 Jakarta itu, juga tidak pernah memperhatikan berapa lama waktu bagi perias pilihannya menjalankan tugasnya. Biasanya, Fatin tertidur pulas, kebablasan tidur saat periasnya kadang kala memintanya memejamkan mata. Ia bangun setelah perias selesai mendandani, dan kagum atas hasil kerja perias tersebut. "Misalnya bulu matanya jadi dua," ujar Fatin.
Masalah sepatu, Fatin pernah sebetulnya mengalami masalah serius dengan sepatu hak tinggi, high heels. Pada pekan pertama hingga ketiga saat mengikuti ajang X Factor Indonesia, ia beberapa kali nyaris menangis menahan rasa sakit akibat lecet di kakinya.
"Pertama kali pakai, dua tiga pekan pertama rasanya pengin nangis, karena kan kaki aku lecet, merah. Terus, akhirnya aku coba wedges, ngerasanya pewe (posisi wenak)," ucap Fatin.
Maklum, Fatin tidak terbiasa mengenakan sepatu hak tinggi. Ia hanya mengenakannya di acara-acara tertentu. Namun, sejak mengikuti ajang X Factor Indonesia, ia harus membiasakan diri mengenakannya.
Setelah itu, ia melatih diri menggunakan sepatu hak tinggi. Setiap menjelang tidur ia mengenakannya. Pelan-pelan, ia berjalan dengan sepatu jenis itu supaya bisa mendukung penampilannya. "Malam-malam mau tidur aku pakai sebentar. Dibiasakan saja," terangnya. Lama kelamaan, Fatin jadi terbiasa mengenakan sepatu hak tinggi. Jadi, ia tinggal menyesuaikan dengan koreografi atau aksinya di atas panggung.
Ia pun mengenakan sepatu hak tinggi warna hitam saat mengunjungi kantor redaksi Tribun. Ia tidak lagi merasakan sakit pada kakinya karena sudah mengetahui teknik memakainya. Tetapi, ia belum berani mengenakan sepaku hak tinggi yang ujung haknya runcing.