TRIBUNNEWS.COM.COM, JAKARTA – Neyta, gadis cilik berusia 7 tahun, tampak sabar mengantre di kerumunan orang yang tengah sibuk berfoto di sebuah pohon palem di Jalan Gedung Hijau, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Minggu (28/4/2013).
Di tangannya tergenggam tiga tangkai bunga warna putih. Ia bukan tanpa sebab mengantre di sana. Pohon palem yang dikerubungi warga, adalah pohon yang dihantam sepeda motor Ustad kondang Jeffry Al Buchory, dalam kecelakaan tunggal, Jumat lalu.
"Mau antar bunga buat Uje," ujar Neyta malu-malu, kepada Tribunnews.com.
Bocah cilik yang masih duduk di kelas 2 SD, datang jauh-jauh dari rumahnya di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, bersama ayah dan pengasuhnya, untuk meletakkan bunga sebagai tanda berduka cita atas meninggalnya ustad gaul yang akrab disapa Uje.
Sambil memeluk ayahnya, Neyta mengaku kagum akan sosok Uje. Ia juga mengaku sering melihat Uje dari tayangan-tayangan ceramahnya di televisi.
"Suka, sering liat di tivi," ucapnya polos.
Neyta hanyalah satu dari ribuan warga yang merasa kehilangan sosok Uje, seorang ustad yang dikenal lugas saat menyampaikan materi ceramahnya. Ribuan orang pergi mengantar jenazah ustad gaul, ke peristirahatan terakhirnya, Jumat lalu.
Makam, kediaman, dan lokasi kecelakaan dai kondang, hingga hari ketiga masih ramai dipenuhi warga.
Uje kini telah tiada. Namun, bagi ribuan orang penggemarnya, memori akan sosok dan ceramah-ceramah Uje akan tetap hidup dan mereka kenang selama-lamanya. Selamat jalan, Uje. (*)