Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ersa Mayori ternyata pernah mengalami sindrom baby blues saat melahirkan anak pertamanya, Aiska Fairana, sekitar delapan tahun silam.
Berat badannya bertambah, ia kegemukan. Tak pelak, kepercayaan dirinya pun lenyap. Sebagai wanita Ersa merasa tidak menarik.
Kondisi mentalnya semakin terpuruk. Ia begitu kelelahan karena semua waktunya hampir dihabiskan untuk mengurus bayinya. Bahkan, ia harus begadang setiap hari. Jam tidurnya berkurang. Kantung matanya sangat kentara.
"Saya sempat alami sindrom baby blues waktu pertama kali melahirkan. Saya merasa tidak menarik lagi. Saya juga sudah terlalu lelah, kurang tidur karena mengurus bayi," ucapnya, kepada Tribunnews.com.
Presenter tayangan infotainment di salah satu stasiun televisi swasta itu, hidup dalam ketidaknyamanan. Saat itu, ia pun lebih banyak diam. Keinginannya untuk melahirkan secara normal ternyata tidak bisa kesampaian. Maklum, ia harus menjalani operasi cesar.
Ersa membutuhkan penyegaran. Ia tidak bisa terus-terusan berada dalam kondisi tersebut. Harus ada kegiatan di luar rutinitasnya. Paling tidak, ia bisa memanjakan dirinya sendiri. Misalnya, dengan melakukan terapi pijat untuk melepaskan kelelahan akibat rutinitas.
Otto Satria Jauhari putra, suaminya itu, memahami keadannya. Sang suami kemudian turut ambil bagian mengurus anaknya. Makanya, Ersa jadi punya waktu untuk melakukan terapi pijat.
"Kalau saya lelah, anak lagi rewel, suami yang urus," ucapnya.
Ia beruntung punya suami seperti Otto yang selalu memberikan dukungan penuh kepadanya. Otto juga tak segan-segan mengambil alih pekerjaan mengurus anak saat suasana batinnya sedang tidak nyaman.
Ersa memanfaatkan kesempatan itu dengan berolahraga. Ia rutin empat kali dalam satu pekan, mengunjungi pusat kebugaran untuk mengembalikan kondisi badannya yang kegemukan. Ia juga sangat memperhatikan asupan makanan bergizi.
"Enggak ada makanan lemak. Makanan harus bergizi. Makan ayam aku pilih bagian dada. Di tambah sayur-sayuran dan buah-buahan," ucap wanita kelahiran Jakarta, 14 Mei 1979 itu,
Upaya yang dilakukan Ersa rupanya sangat berguna bagi bayinya. Apalagi, saat itu ia sedang masa menyusui. Dan, ia bisa memproduksi ASI dengan baik. "Anak saya nutrisinya juga tercukupi," lanjutnya.
Setelah anaknya pertamanya beranjak besar, ia tak mau cepat-cepat hamil lagi. Ia dan suaminya sepakat untuk memberi jeda selama empat tahun untuk kelahiran anak kedua. Jeda waktu selama itu dinilai pas untuk mempersiapkan mentalnya menghadapi kesibukan mengurus bayi.
Selain itu, ia bisa fokus mengurus anak pertamanya tersebut. "Selama satu tahun itu saya bisa fokus ke anak. Makanya saya dan suami sepakat memberi jeda empat tahun untuk kehamilan kedua," terangnya.
Dan, Ersa melahirkan anak keduanya, Talula Malaika, pada 21 April 2008. Jeda usia anak pertama dan keduanya, empat tahun. Ia dan suami pun sepakat mengikuti program pemerintah. Baginya dua anak cukup.