TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sepi order plus honor yang tidak terlalu besar membuat finalis Audisi Pelawak TPI (API) Renald Christoper berpikir ulang. Meski diakuinya memang pernah mendapatkan job besar, namun biaya hidup di Jakarta juga tinggi.
Renald merasa sulit untuk bertahan di Jakarta. Situasi itu membuatnya kembali merindukan Surabaya, kampung halamannya. Juga rindu pada kedai mi yang lama di tinggalkan. Padahal kedai ini dirintisnya, jauh sebelum ia menjadi bintang API.
Renald kemudian memutuskan pulang. Satu alasan lagi membuatnya mantap, keinginan merawat orang tuanya.
Dengan pulang ke Suarabaya, ia akan bisa menjaga orang tua. Itu jauh lebih penting ketimbang mengais karir di Jakarta yang semakin surut.
"Buat apa bayaran besar tapi pengeluaran juga tinggi. Mending di Surabaya saya jaga orang tua," tuturnya.
Januari lalu, Renald kembali menjalani kehidupan lamanya di Surabaya. Tekadnya sudah bulat. Fokus membesarkan kedai pangsit yang dulu dirintisnya.
Renald memiliki empat warung makan mi pangsit. Namanya Mi Pangsit Gajah Mada.
Bagi Renald, bisnis kuliner ini lebih menjanjikan untuk menjadi penyangga ekonomi keluarga.
Mantan menteri acara komedi ini mengaku lebih sreg dipanggil sebagai juragan mi pangsit ketimbang bintang komedi.
Usaha kuliner itu dirintisnya 1996 silam. Dia buka warung pertamanya di kawasan Kutisari Surabaya. Usaha ini terus berkembang sampai sampai sekarang.
Kini Renald memiliki 26 karyawan. "Meskipun saya di luar kota, usaha ini tetap jalan. Para karyawan saya sudah seperti keluarga. Kita semua saling percaya," katanya.
Tapi Renald tidak lantas melupakan dunia komedi. Tapi sekarang acara itu cuma dijadikan hobi.
"Dari awal saya memang menganggap sambilan saja. Dulu saya lahir dari dunia MC lucu. Kemudian merambah komedian. Tapi, jual mi pangsit jauh lebih serius ketimbang lawakan," pungkasnya.
Untuk melanjutkan hobinya, Renald menggandeng Joni seorang dosen yang juga alumnus API. Mereka membentuk grup Rejo, singkatan nama Renald dan Joni.
"Alhamdulillah, meskipun seperti pengangguran begini, jadwal job kami di akhir minggu padat sampai akhir tahun," katanya bangga.
Kalaupun tidak ada job, Renald tetap bisa santai. Situasi hati yang tidak ditemukan di Jakarta.
Di Surabaya, Renald tidak pernah gusar dengan job. Jika sepi Renald akan menikmati waktunya di kedai mi.
Begitu juga dengan rekannya, Joni. Bila sepi job, Joni mengisi waktunya dengan mengajar di kampus. (idl)