News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

TV Guide

Alasan Sebenarnya Muhammad Ali Tolak Wajib Militer

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Film Muhammad Ali s Greatest Fight

TRIBUNNEWS.COM - Dia adalah petinju hebat sepanjang masa. Namun tantangan terbesar Muhammad Ali justru bukan berada di ring tinju, melainkan di ruang pengadilan Mahkamah Agung Amerika Serikat.

Di situ, sembilan hakim mendebatkan pengesahan atas ajuan banding penolakan wajib militer Muhammad Ali pada 1971 dan memutuskan nasib sang juara yang menentang atas dasar moral.

Inilah yang diangkat dalam "Muhammad Ali's Greatest Fight", sebuah film produksi orisinal HBO yang tayang perdana secara eksklusif di di HBO SIGNATURE dan HBO SIGNATURE HD malam ini, 25 Oktober, pukul 21.00 WIB.

Disutradarai, nomine Academy Award Stephen Frears ("The Queen") dan penulis Shawn Slovo ("A World Apart"), film ini mengeksplorasi kerumitan politik di balik keputusan bersejarah di era perubahan sosial dan budaya Amerika yang sangat cepat.

Para bintangnya adalah jawara Academy Award Christopher Plummer ("Beginners"), peraih nominasi Academy Award Frank Langella ("Frost/Nixon") dan Benjamin Walker ("Abraham Lincoln: Vampire Hunter").

"Muhammad Ali's Greatest Fight" menyingkap yang terjadi di Mahkamah Agung Amerika Serikat ketika sembilan hakim - Ketua Hakim Warren E. Burger (Frank Langella), Hugo Black (Fritz Weaver), William O. Douglas (Harris Yulin), John Harlan II (Christopher Plummer), William Brennan, Jr. (Peter Gerety), Potter Stewart (Barry Levinson), Byron "Whizzer" White (John Bedford Lloyd), Thurgood Marshall (Danny Glover) dan Harry Blackmun (Ed Begley, Jr.) - memberi putusan atas pengajuan banding bersejarah Muhammad Ali.

Hakim Harlan, ahli hukum yang disegani dengan pengalaman 15 tahun di pengadilan, merasa bertentangan dengan status quo setelah perspektifnya dipertanyakan petugas hukum baru, Kevin Connolly (Benjamin Walker), yang memiliki prinsip kontemporer.

Ternama berkat gerakan shuffle dan serangan gertakan yang khas, petinju Cassius Clay dengan cepat meraih ketenaran pada dekade 60-an, menjadi atlet paling dikenal dunia - termasuk yang paling kontroversial.

Setelah bergabung dengan gerakan Nation of Islam dan berganti nama Muhammad Ali, ia banyak dikecam karena menolak bergabung dengan militer Amerika Serikat.

Penolakan ini berdasarkan keyakinan religiusnya yang menentang Perang Vietnam. Dengan gelar yang dicabut dan larangan bertanding, Ali yang memproklamirkan diri sebagai "The Greatest", kehilangan hampir 4 tahun kedigdayaan bertinjunya karena harus bertarung di ring hukum.

Pada 1971, kasusnya sebagai penolak wajib militer sampai ke tingkat Mahkamah Agung Amerika Serikat, dengan Warren E. Burger yang ditunjuk Nixon menjadi Ketua Hakim.

Daniel Ngantung

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini