Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Sutradara film terkenal Indonesia, Garin Nugroho Riyanto kelahiran Yogya, 6 Juni 1961, biasa dipanggil Garin, akan menerbitkan bukunya mengenai sejarah perfilman di Indonesia tanggal 4 Desember mendatang yang diterbitkan oleh FFTV-IKJ Press. Buku tersebut berjudul Krisis dan Paradoks Film Indonesia.
"Buku ini menceritakan perjalanan film di Indonesia dengan konteks kesenian dan perubahan sosial politik yang terjadi di masanya," papar Garin khusus kepada Tribunnews.com di Tokyo, Rabu(27/11/2013).
Menurut Garin pula, film memiliki relasi dengan politik, ekonomi dan budya populer, "Artinya dinamika film tak bisa lepas dari hal itu. Membaca buku ini juga membaca tentang bagaimana sejarah Indonesia dibentuk oleh perjalanan budaya populer. Dinamika flm adalah mikro politik Indonesia," tekannya.
Buku yang akan keluar pekan depan itu menurutnya sudah diolah dua setengah tahun menyangkut cerita perfilman di Indonesia periode 1900 - 2013.
"Kita akan launching 4 Desember di Yogya Asia Film Festival dengan Pembahas Bambang Soegiharyo," tambahnya.
Buku yang terdiri dari enam babak tersebut merangkum kecenderungan perubahan bentuk, metode produksi, distribusi dan apresiasi dihubungkan dengan perubahan dalam konstelasi ekonomi politik kesenian dan perkembangan budaya pop di Indonesia yang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan bangsa selama kurun waktu tersebut.
Menarik sekali buku ini untuk dibaca generasi muda untuk melihat dengan lebih luas keterkaitan dunia perfilman di Indonesia yang digarap secara populer oleh Garin dari masa ke masa berikut perubahan bentuk yang ada.
Selain Garin, buku tersebut juga ditulis bersama Dyna Herlima Suwarto MSc yang juga dosen di Universitas Negeri Yogyakarta.