Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kalau anda ngaku Slankers dan ingin tahu perjuangan Slank saat era tahun 1996-2000, pastikan nonton film Slank Nggak Ada Matinya yang akan segara tayang di bioskop Indonesia. Film mulai tayang 24 Desember 2013 mendatang.
Pengambilan suasana maupun kejadian rentang tahun tersebut wajar mengingat saat itu perjuangan mereka yang cukup keras di tengah isu akan bubarnya Slank, makin tergantungnya akan drugs Kaka, Bimbim, Ivan, muncul kesadaran, sampai keputusan untuk menikahi pasangan.
Berdasarkan kisah nyata, film diawali dengan isu bubarnya Slank tahun 1996 saat Slank yang saat itu hanya tersisa, Kaka, Bimbim dan Ivan. Padahal mereka masih harus mengadakan puluhan tour tahun itu.
Rupanya Slank ingin membuktikan bahwa tidak bubar, maka diajaklah Abdee dan Ridho untuk melakukan jamming bersama dengan Bimbim dan Ivan. Mereka diajak ikut tur asal bisa membawakan 35 lagu Slank hanya dalam 3 hari.
Tur keliling daerah dimulai, petualangan Slank dengan format baru. Kehidupan rock and roll mereka bertemu masyarakat, lebih mengenal Indonesia dan diri sendiri.
Dengan formasi baru dan album ke-7 sukses besar membuat ketergantungan Bimbin, Kaka dan Ivan kuat.
Saat itu terlihat bagaimana perjuangan Bunda Iffet, dan dua personil lainnya, Abdee dan Ridho dalam membantu menyadarkan Kaka, Bimbim dan Ivan.
Kesadarannya muncul, ketiganya mampu terlepas dari jeratan narkoba karena mereka mempunyai keyakinan perjalanan Slank masih panjang dan masih banyak yang bisa dilakukan untuk orang lain.
Produser Film, Chad Parwez Servia menyatakan, film yang dibuatnya ini sengaja mengambil beberapa hal yang belum pernah terekspos sebelumnya.
"Film diharapkan mampu memberikan memberikan nilai-nilai inspirasi, di samping juga memberikan hiburan bagi pengemar Slank," katanya.