Laporan Wartawan Wartakota, Heribertus Irwan Wahyu Kintoko
TRIBUNNEWS.COM - Dua hari lalu, Sabtu (18/1/2014), lima personel Band Ungu secara spontan menciptakan single baru berjudul 'Baku Jaga'. Sigit Purnomo, vokalis Band Ungu, dan kawan-kawannya terketuk hati kala melihat banjir di Manado, Sulawesi Utara.
Tidak perlu waktu lama bagi Pasha cs ketika membuat lagu yang liriknya memakai bahasa Manado tersebut.
"Keluarga Enda dan ribuan korban yang jadi semangat kami membuat lagu itu," kata Pasha, Senin (20/1/2014) siang.
Tanpa Enda (gitar) yang berpamitan dan harus mengantarkan anak perempuannya ke sekolah, Pasha ditemani Rowman (drum), Onci (gitar) dan Makki (bass), menceritakan lagu 'Baku Jaga' itu di 'base camp' Ungu di Jalan Tebet Barat Dalam II/15 A, Tebet, Jakarta Selatan.
Menurut Pasha, lagu yang dinyanyikan dengan durasi cukup pendek itu diciptakannya sebagai salah satu bentuk penyemangat dan motivasi untuk para saudaranya, terutama bagi korban banjir bandang di Manado.
"Kenapa lagu? Percaya atau tidak, lagu bisa jadi alat motivasi rasa percaya diri dan keyakinan kita lho," kata Pasha yang selama tujuh belas tahun tinggal di Palu, Sulawesi Tenggara, ini.
Meski tak jadi korban, Pasha berempati pada korban banjir. Diakui Pasha, baru beberapa hari dibuat, lalu coba di unggah di Youtube, single 'Baku Jaga' itu sudah menjadi 'lagu kebangsaan' di posko-posko relawan dan tempat pengungsian korban banjir di Manado.
"Saya sempat menghubungi teman-teman di Manado. Dia cerita, ternyata lagu 'Baku Jaga' itu mulai sering di putar posko-posko di sana. Jadi buat penyemangat," cerita 'frontman' Band Ungu tersebut senang.
Pasha menjelaskan, lagu 'Baku Jaga' yang berarti Saling Menjaga itu menceritakan tentang sebuah bencana dan cobaan, tapi harus dihadapi dengan semangat. Supaya mudah diterima, Pasha lalu menciptakan lagu itu dengan dialek Manado. (kin)