Laporan Wartawan Wartakota, Heribertus Irwan Wahyu Kintoko
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Desainer kondang Kanaya Tabitha (41) merasa beruntung kala mengantongi ijin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengunjungi Gunung Sinabung di Tanah Karo, Sumatera Utara, sepekan lalu.
Key --sapaan Kanaya Tabitha-- 'terbang' sendirian dari Jakarta menuju Medan dengan membawa sembilan dus besar berisi obat-obatan keluarga dan anak-anak. Dari Medan, Key butuh waktu selama 6,5 jam perjalanan darat ke lokasi tujuan.
Saat itu, tujuan Key adalah Desa Tigabinanga, lokasi pengungsian para korban letusan Gunung Sinabung yang paling besar. Tempat yang semula adalah pasar desa, diubah menjadi posko pengungsian sementara.
"Saya cukup kaget dan sedih ketika mendengar kabar datang lagi awan panas di Sinabung," ujar Key ketika ngobrol melalui telepon, Minggu (2/2/2014) petang.
Key sempat mengunjungi daerah rawan bencana awan panas itu sebelum akhir pekan lalu setelah awan panas Sinabung datang lagi dan menewaskan 14 orang, termasuk wartawan dan relawan. Mendengar kabar sedihini, Key coba menghubungi kembali rekannya yang masih berjaga di Desa Tigabinanga.
Dari rekannya tersebut, Key yang kini berdomisili di Kanada itu merasa terkejut. Ada rekan relawan yang baru dikenalnya dan menjadi korban awan panas Sinabung. "Mereka (korban) itu tidak mau menantang maut," ucap Key.
Key menceritakan, ketika mendatangi tempat pengungsian sepekan lalu, dirinya mendapati kabar bahwa warga diberi 'lampu hijau' kembali pulang ke ruma yang berjarak sekitar 5 kilometer dari kaki gunung.
Sedangkan para relawan yang naas itu, lanjut Key, kembali naik ke kaki gunung untuk memberi tahu sekaligus menjemput warga agar turun lagi ke barak pengungsian. "Naas, mereka justru menjadi korban keganasan Sinabung," ucap Key. (kin)