Laporan Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usmar Ismail adalah sosok yang sangat penting dalam dunia perfilman Indonesia. Ia yang memulai kiprahnya di dunia film sejak zaman kolonial dan dianggap sebagai tonggak sejarah perfilman nasional.
Karena itu, pada malam puncak Hari Film Nasional (HFN) ke 64, yang berlangsung 1 April 2014 di Ballroom Club XXI, Djakarta Theater, akan ada acara yang spesial. Acara itu berupa pemutaran film karya Usmar Ismail berjudul "Darah dan Doa", hasil teknologi restorasi.
Perlu diketahui, film tersebut diproduksi pada 30 Maret 1950. Dan tanggal itu kemudian menjadi dasar penetapan Hari Film Nasional.
Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI), Alex Komang berpandangan memperingati Hari Film Nasional adalah mengenang heroisme, merayakan kebebasan berkreasi, dan mengingat betapa pentingnya integritas.
"Semangat semacam itulah yang kita harapkan terus dipelihara oleh seluruh insan perfilman Indonesia saat ini," ucapnya, Rabu, (26/3/2014), Kantor Kemenparekraf, Jakarta.
Tepat pada Hari Film Nasional, pada 30 Maret akan diselenggarakan syukuran di Balaiung Soesilo Soedarman, Kemenparekraf beserta tabur bunga di pusara almarhum Usmar Ismail di TPU Karet Bivak dan almarhum artis Sovia WD, di TMP Kalibata.