Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktris senior yang juga calon anggota legislatif (caleg), Yessy Gusman, menilai Pemilu 2014 bak pedang bermata dua, yang bisa mendatangkan kemaslahatan atau justru petaka.
Baginya, pemilu yang digelar pada Rabu 9 April lalu tersebut, bisa mendatangkan manfaat kalau caleg yang menang, benar-benar dipilih rakyat secara sadar.
Tapi, kata dia, pentas politik elektoral tersebut bisa menjadi petaka kalau rakyat memilih caleg setelah diberikan uang suap atau praktik politik. Apalagi, kalau si caleg menang lantaran "belanja suara" seusai pemilu.
"Kita menggelar Pemilu 2014 itu ibaratnya memberikan pisau kepada anak kecil. Kalau dia tahu manfaatnya, pasti digunakan untuk mengupas buah atau memasak. Tapi kalau tidak, pisau itu bisa dijadikan alat untuk membunuh orang atau dirinya sendiri," tutur Yessy Gusman kepada Tribunnews.com, Rabu (23/4/2014).
Yessy mengaku, dirinya sendiri sempat mendapat tawaran untuk "belanja suara". Namun, Yessy yang maju sebagai caleg dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengungkapkan, tidak tergiur melakukan hal tercela seperti itu.
"Saya sementara ini baru memeroleh 18 ribu suara, kalau tidak ada perubahan signifikan, saya tidak bakal lolos. Tapi, saya tidak mau membayar seseorang untuk mendongkrak data perolehan suara atau 'belanja suara'," terangnya.