Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nina Tamam pecinta binatang. Ia merasa tidak tega apabila melihat anjing menjadi santapan yang dihidangkan di meja makan. Apalagi, ia sudah mengetahui bagaimana cara mengolah panganan tersebut hingga siap disantap.
"Ketika tahu anjing jadi konsumsi, aku langsung berteriak. Mereka diangkut dari jalan dan dipukuli sampai mati sebelum dikonsumsi," ucapnya, Rabu, (30/4/2014), saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Pada prosesnya, lanjut dia, kaki anjing diikat tali dengan sangat kuat. Bahkan sampai bengkak. "Dengar mereka menangis itu ya ampun. Buat aku itu enggak punya hati banget," lanjutnya.
Makanya, ia ikut di barisan terdepan untuk mengampanyekan bahwa anjing tidak terdaftar sebagai hewan ternak untuk dikonsumsi. Bahkan, ia sendiri ikut andil untuk memelihara anjing dengan mengadopsinya. Sekarang, di rumahnya ada empat anjing yang diadopsi.
Ia juga mengunggah video tentang proses memproduksi santapan dengan bahan daging anjing di akun jejaring sosial yang dimilikinya. Tentu ia melakukannya dengan tujuan supaya masyarakat sadar bahwa anjing bukanlah hewan ternak untuk disantap.
"Aku suka kirimi itu ke teman-teman," ucapnya. Ia kemudian menambahkan kalau tak bisa mengadopsi anjing untuk peliharaan, paling tidak jangan sampai mengganggu mereka.