Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak heran apabila Frans Sartono, pengamat musik sekaligus wartawan harian Kompas itu, kemudian menyebut gitaris Tohpati memiliki energi meluap-luap, sehingga membutuhkan ruang kreatif yang berkesinambungan.
Belum genap setahun merilis "Song For You", pria yang akrab disapa Bontot itu meluncurkan album teranyarnya, "Tribal Dance". Yang mengagumkan ia melakukan rekaman dalam tempo relatif singkat, hanya delapan jam di Echobar Studio, Los Angeles, USA.
Tohpati menyelesaikan rekaman album itu, di bulan yang sama, tak lama setelah menyelesaikan rangkaian tur, Simakdialog USA Tour, pada September 2013.
Yang membuat album itu istimewa, ia bekerjasama dengan musisi kawakan, Jimmy Haslip dan Chad Wackerman. Jimmy adalah eks bassis Yellow Jacket yang punya nama besar di ranah musik jazz dunia. Sedangkan Chad Wackerman memiliki segudang porto folio. Ia tercatat pernah bermain bersama musisi jenius Frank Zappa dan Allan Holdsworth.
"Sejujurnya, ini adalah salah satu mimpi saya yang jadi kenyataan. Karena saya rekama album ini bersama Jimmy Haslip dan Chad Wackerman. Dari saya SMP, saya sudah mengikuti dua musisi ini," ucapnya semalam di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Pekan lalu, ia resmi merilis album "Tribal Dance' yang terdiri dari tujuh komposisi jazz instrumental tersebut. Di antaranya, Rahwana, Tribal Dance, Red Mask, Spirit Of Java, Supernatural, Savana, dan Run. Semua lagu diciptakan sendiri olehnya.
Rekaman bersama Jimmy dan Chad benar-benar di luar dugaannya. Sebetulnya kerjasama itu, terutama dengan Chad, berkat sosok Leonardo, orang penting dari Moonjune Record, sebuah label rekaman di New York, yang menaunginya di Negeri Paman Sam.
"Enggak nyangka bisa main bareng mereka. Saya sangat senang sekali, prosesnya simple. Awalnya, saya tinggal kirimkan partitur via email semua. Mereka kemudian pelajari, ketemu di sana, langsung recording," lanjutnya.
Tohpati di album ini mencoba menginterpretasikan tarian suku terasing dengan instrumen musik modern. Menginterpretasikan pukulan genderang ritmis, hentakan kaki dan tepukan tangan, ditambah teriakan sahut-menyahut, dalam bentuk musik modern merupakan tantangan menarik bagi pria kelahiran Jakarta, 25 Juli 1971 itu.
Semua komposisi terealisasi dalam genre jazz. "Walau begitu, tetap ada nuansa rock progresifnya. Gitar yang saya dipakai juga gitar elektrik dengan sound distorsi," ucap Tohpati.
Begitulah Tohpati. Ia tidak pernah bermain dalam satu bentuk genre tertentu sebagai wujud kreativitas bermusiknya. Menurut Frans, gitar menjadi bahasa ibunya. Gitar menjadi medium Tohpati untuk menyampaikan apa saja.
Rasanya tak keliru juga apabila dikatakan album ini adalah karya internasional. Bukan karena direkam di studio di Los Angeles. Tapi, Tohpati bekerjasama dengan mususi jaz kelas dunia. Album itu juga diedarkan di luar Indonesia. Demajors ditunjuk untuk mendistribusikan di Indonesia. Sementara Moonjune Record mengedarkannya di Amerika Serikat.
Yang membedakan dua rilisan album itu di Indonesia dan Amerika adalah komposisi "Midnight Rain". Komposisi itu hanya ada dalam rilisan album edisi Amerika.