Laporan Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Davina Veronica sering bepergian ke daerah pedalaman. Ia rutin melakukannya sejak dinobatkan sebagai supporter kehormatan WWF (World Wildlife Fund). Misalnya ke daerah-daerah terpencil di Kalimantan untuk melakukan kampanye pelestarian lingkungan terhadap masyarakat.
Baginya, perjalanan ke daerah pedalaman sangat mengesankan. Meskipun wanita kelahiran Jakarta, 20 Oktober 1978 itu, melewati kawasan lembah dan perbukitan serta hutan belantara dengan jalan kaki.
Terbiasa tinggal dan hidup di kota besar ternyata tidak membuatnya gelagapan jauh dari keramaian. Bahkan ia juga bisa bertahan tanpa ada sinyal telepon seluler. Termasuk tanpa adanya fasilitas sanitasi. Saat ia berada di Sentarum, Kalimantan Barat misalnya.
"Saya pernah ke daerah yang tak ada fasilitas sanitasinya. Saya pipis dan pub (buang air besar) di sungai. Dan saya survive, enggak kena penyakit tuh," ucapnya, Kamis, (5/6/2014), ditemui usai jumpa pers film Para Pemburu Gajah" di Ragunan, Jakarta Selatan.
Tidak ada perasaan jijik atau apapun yang membuatnya tidak betah. Ia mengaku bisa beradaptasi dengan keadaan. Berada di tempat terpencil sekalipun bukan masalah berarti bagi cewek berdarah Jawa-Manado tersebut.
"Daripada saya pikir harus ke kota untuk buang air. Jaraknya bisa sampai empat jam. Ya, mendingan saya pipis di situ. Kalau saya sih gampang beradaptasi," ucapnya.
Hal-hal seperti itu merupakan bagian dari kenikmatan yang dirasakannya selama berada di daerah terpencil. Di sana ia bisa menyatu dengan alam dan lingkungan masyarakat.
"Saya sangat menikmati hal-hal seperti itu, saya senang bisa menyatu dengan alam, masyarakatnya. Dan, saya tuh enggak pernah komplain kalau diajak WWF," tandasnya.
Ke Daerah Pelosok, Nggak Ada Toilet, Artis Cantik Ini Terpaksa Pipis dan Pub di Sungai
Penulis: Willem Jonata
Editor: Agung Budi Santoso
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger