Laporan Wartawan Surya, Sri Wahyunik
TRIBUNNEWS.COM, NGAWI - Pelawak kondang Srimulat, Mamiek Prakoso (53) meninggalkan sejuta duka bagi keluarga, sanak saudara, tetangga, kerabat, dan para penggemarnya.
Kedatangan jenazah salah satu pelawak kawakan grup Srimulat ini langsung disambut hujan tangis keluarga besarnya di Ngawi. Tak terkecuali, Ny Surani yang tak lain adalah istri Mamiek Prakoso terlihat lemah lunglai dan harus dibopong keluar rumah untuk melihat jenazah suaminya saat hendak dimandikan.
Jenazah pria yang sekaligus kakak kandung, Didi Kempot ini langsung disemayamkan di rumah duka, Dusun Sidowayah, Desa Jengkrik, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi sebelum dimakamkan.
Jenazah Mamiek tiba di rumah duka Dusun Sidowayah sekita pukul 18.45 WIB setelah menempuh perjalanan darat hampir dua jam lebih dari Rumah Sakit Umum (RSU) Brayat Winulyo, Solo.
Mamiek Prakoso masih akan disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka selama semalam. Selanjutnya, baru keesokan harinya sekitar pukul 11.00 WIB akan dimakamkan. "Memang pemakamannya besok siang (hari ini)," imbuhnya.
Hingga kedatangan jenazah di rumah duka, Minggu malam (3/8/2014), belum bisa dipastikan rencana pemakaman jenazah pelawak dengan ciri khas berambut putih di samping kepala kanan dan kirinya itu.
"Sampai sekarang tempat pemakanam almarhum belum jelas. Karena ada dua tempat yakni di Solo dan di desa kami ini (Jenggrik)," terang Suratno, seorang kerabat dekat almarhum, Minggu malam (3/8/2014) saat kedatangan jenazah.
Sedangkan saat ditanya mengenai sosok Mamiek Prakoso, Suratno mengaku almarhum dikenal sangat dekat dengan lingkungan sekitar. Almarhum juga dikenal memiliki jiwa sosial tinggi terhadap warga tidak mampu.
"Warga sekampung Jengkrik merasa sangat kehilangan beliau. Warga kampung kami sudah merasa sangat dekat dengan sosok almarhum Mas Mamik. Almarhum tahu sekali apa yang harus dibutuhkan warga. Satu satunya, jalan desa ini karena bantuan pribadinya almarhum," tegasnya.
Selain itu, kerabat, sanak saudara, dan tetangga almarhum tidak mampu menahan air mata melihat orang yang dikenal memiliki jiwa sosial besar itu, pergi untuk selama-lamanya.
"Kami warga kampung ini sangat kehilangan kamu Mas Mamiek," teriak seorang pelayat saat jenazah diturunkan dari ambulans.