TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bentara Budaya Jakarta (BBJ) di Jalan Palmerah Selatan, pada Selasa (23/9/2014) pukul 15.00, menyelenggarakan acara nonton bareng (nobar) film dokumenter tentang 2 abad letusan Gunung Tambora mengguncang dunia, gratis dan terbuka untuk umum.
Film di antaranya mengisahkan perjalanan yang dilakukan tim yang terdiri dari Bentara Budaya, Harian Kompas dan Kompas.com, menuruni tebing kaldera Gunung Tambora di Pulau Sumbawa. Jalur yang digunakan adalah jalur Doro Ncanga di sisi selatan gunung. Tambora sendiri memiliki kaldera dengan luas diameter 6 kilometer dan kedalaman 1.000 meter.
Perjalanan dilakukan tim selama selama sembilan hari yaitu pada 19-27 Agustus lalu. Selama di bibir dan dasar kaldera, dilakukan pengumpulan data dan pendokumentasian untuk menyongsong peringatan 2 abad letusan Tambora yang jatuh pada 10 April 2015.
Pendakian ini juga merupakan rangkaian awal kegiatan eksplorasi menemukan kembali Indonesia dalam tema "Jaya Giri Jaya Bahari" yang puncaknya direncanakan pada 2015.
Usai nonton bareng, digelar diskusi atau berbagi pengalaman tentang pendokumentasian gunung api dan rencana pendakian Gunung Tambora bagi komunitas untuk memperingati 2 abad letusan pada awal tahun depan.
Sebelumnya pada Senin siang, di BBJ telah didahului acara seminar nasional yang dibawakan pakar geologi dan arkeologi Indonesia. Mereka yang hadir di antaranya Kepala Badan Geologi Surono, peneliti di Museum Geologi Indyo Pratomo, Peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Widjo Kongko, Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional I Made Geria, dan arkeolog dari Puslit Arkenas Sonny Wibisono.
Salah satu tema yang dibahas dalam seminar adalah letusan Tambora pada tahun 1815 dan pengaruhnya terhadap peradaban.