Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salman Aristo bekalangan ini disibukkan proyek barunya untuk film Bung Hatta. Sebagai penulis skenario, ia baca 70 buku tentang proklamator kemerdekaan Republik Indonesia tersebut.
"Satu tahun kami melakukan riset. Saya membaca lebih dari 70 buku soal Bung Hatta, termasuk memorarnya. Setelah itu baru buat skenarionya," ucap Salman, dalam diskusi Menyimak diskusi Trend Tren Adaptasi Buku Ke Film, kawasan Santa, Jakarta Selatan.
Tantangannya dalam penulisan skenario, lanjut Salman, bagaimana menyatukan perjalanan hidup Bung Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan, mengenalkan konsep Indonesia Belanda sebagai pelajar, sampai Hatta tercatat jadi tokoh penting dalam sejarah republik ini.
Erwin Arnada, sang sutradara, mengatakan akan serius dan sungguh-sungguh patuh pada apa yang sudah tertulis dalam buku yang memuat tentang Bung Hatta, sebagai rujukan pembuatan film tersebut.
Yang jadi tantangan selanjutnya dalam proses pembuatan film yang dijadwalkan mulai diproduksi awal Januari 2014 itu, bagi Erwin, memang tak mudah untuk memindahkan imajinasi pembaca buku yang sudah terlanjur terbentuk saat menyaksikan filmnya nanti. Untuk itu, Erwin punya dua pilihan.
"Dari yang ada di buku ke film, punya tantangan tersendiri. Kita bisa patuh pada apa yang ada di buku atau sebaliknya mengubahnya tanpa mengurangi esensi dari buku," terang Erwin.
Acara diskusi tersebut juga menarik perhatian Menparekraf Mari Elka Pangestu. Ia mengikuti diskusi tersebut dengan raut wajah yang antusias. Ia mengharapkan film tersebut dapat menularkan semangat dan nilai kebangsaan Bung Hatta kepada masyarakat.