Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dari Harga Rp 6.500, menjadi Rp 8.500, memberikan dampak besar pada semua sektor, salah satunya kuliner. Penyiar radio sekaligus presenter, Kemal Vivaveni Rahman sudah merasakan dampaknya.
"Dampak ke saya pada makanan nih. Pada saat saya makan sate yang udah terkenal di Jakarta, yang tadinya daging bulet-bulet kaya saya, dan kaya dadu, sekarang udah kaya dendeng," ucap Kemal, saat ditemui, di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Namun, sebagai pebisnis website, Kemal bisa memahami apa yang dilakukan penjual sate tersebut, agar tidak mengalami kerugian dalam usaha yang dijalan orang itu. Sehingga caranya agar tidak merugi dengan mengurangi porsi makan yang dijual orang.
"Jadi lebih ke sektor makanannya saya mulai kesel. Tapi kalau bensin, saya emang nggak pakai yang bersubsidi," ungkapnya.
Kemal Vivaveni mengatakan jika dirinya setuju dengan kebijakan pemerintahan Jokowi-JK untuk menaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pasalnya, setelah Kemal membaca beberapa informasi, ternyata kenaikan itu bisa digunakan untuk anggaran lain.
"Saya setuju-setuju saja ya. Karena saya ngga pake bensin Premium juga. Selain itu, gw pernah baca uang subsidi itu bisa digunakan untuk bikin 5 MRT, dan 16 Airport. Karena airport kita sekarang udah padat banget," kata Kemal.