Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keahliannya dalam menari berbagai tarian daerah pada setiap pertunjukan, membuat seniman Didik Hadiprayitno alias Didik Nini Thowok kerap eksis dibelantika hiburan. Meski usianya telah genap 60 tahun, namun tidak menghalangi Didik untuk tetap berkarya.
"Mungkin karena totalitas saya dalam menari ya, yang membua saya masih bertahan sampai saat ini. Karena dalam menekuni seni tari, saya banyak penelitian, belajar, dan juga total dalam segala hal," jelas Didik kepada Tribunnews.com, saat ditemui di Auditorium Galeri Indonesia Kaya (GIK), Grand Indonesia Mall, Jakarta.
Didik mengatakan, akan terus mengejar sesuatu sampai dirinya mendapatkan apa yang diinginkanya. Dia mengaku tidak peduli berapa pun biaya dan resiko yang akan diterimanya nanti.
Saat dirinya memutuskan untuk mengikuti tradisi Cross Gender atau laki-laki yang memperagakan tarian perempuan, Didik mengaku awalnya sering mengalami tanggapan negatif. Padahal di negara mana pun, tradisi cross gender ini sangat dihargai masyarakat.
Selain itu, Didik juga tidak mengkotak-kotakan dirinya saat berkeinginan untuk belajar dimana dan kepada siapa. Dia juga selalu menghormati tradisi di daerah orang lain untuk dapat belajar seni tari.
"Kalo kita mau belajar di daerah orang, jangan dia yang mengikuti tradisi kita. Tapi kitalah yang mengikuti tradisi dia," ujar Didik.
Penari yang kerap menggunakan topeng depan dan belakang ini mengungkapkan, selama belajar menari tarian baru dengan orang yang lebih muda, dia selalu menghargainya dan menerima setiap masukannya.
"Ketika kita mau belajar dengan orang lain, kita juga harus bisa menjadi orang bodoh, meskipun kita pintar. Jadi dengan kita menjadi orang bodoh, otomatis kita bisa meninggalkan ego. Mungkin tidak banyak ada orang yang seperti itu," ungkapnya.