TRIBUNNEWS.COM - Kerja keras aktor Chicco Jerikho seolah terbayar. Aktor yang selama ini ”cuma” dikenal lewat sinetron ini mampu membuktikan bahwa di luar layar kaca aktingnya tidak boleh dipandang sebelah mata. Perannya sebagai Sani Tawainella membuat ia memboyong satu Piala Citra di Festival Film Indonesia 2014.
Saya benar-benar tidak percaya. Ini film pertama saya. Tadinya, masuk nominasi pun sudah senang. Ini malah menang. Saya sangat bersyukur,” kata Chicco ketika dihubungi, Minggu (7/12), tentang perannya sebagai Sani di Film Cahaya dari Timur Beta Maluku. Ia tidak menduga bisa mendapatkan Piala Citra karena banyak aktor yang bermain bagus di film lain.
Di film Cahaya dari Timur Beta Maluku, akting Chicco benar-benar terkuras memerankan Sani, mantan pemain sepak bola nasional yang kembali ke kampung halaman di Tulehu, Kepulauan Maluku, karena cedera. Sani kemudian menjadi tukang ojek. Ketika terjadi kerusuhan agama di Maluku, Sani menggalang anak-anak untuk bermain sepak bola agar tidak menjadi korban konflik.
Ketika mendengar namanya disebut, demikian kata Chicco, ia sampai berteriak keras saking kagetnya. Ia juga sempat gemetaran saat di panggung sambil memegang Piala Citra. ”Wah, pokoknya rasanya gak keruan deh,” ujarnya.
Aktor berdarah Thailand, kelahiran Jakarta, 3 Juli 1984, ini sangat terkesan dengan film besutan sutradara Angga Dwimas Sasongko itu. Ia merasa aktingnya sangat berkembang karena dibantu sutradara. Beberapa waktu lalu, saat film Cahaya dari Timur Beta Maluku diluncurkan, ia bersemangat cerita tentang proses pendalaman karakter yang harus dijalaninya.
Selama satu minggu ia tinggal di Tulehu. ”Saya tidak boleh membawa gadget selama di sana. Saya cuma membawa bekal baju dan uang,” kata Chicco. Ia diisolir supaya bisa membaur dan belajar berinteraksi dengan orang Tulehu.
Agar sosoknya pas dengan Sani yang berbadan besar, Chicco harus menaikkan bobot badannya menjadi 13 kilogram. Ia juga harus merawat rambutnya menjadi gondrong dan memanjangkan jenggot. Chicco berharap, setelah FFI 2014 ia bisa mendapatkan peran-peran lain yang menantang kemampuan aktingnya. (Lusiana Indriasari)