TRIBUNNEWS.COM - Penulis naskah film Hatta, Salman Aristo mengatakan riset sangat diperlukan baginya untuk membuat film biopik seperti Hatta, apalagi menyangkut data dan fakta sejarah.
“Ada 70 buku yang saya jadikan sumber dalam film Hatta," kata Salman saat Seminar dan Workshop Film bertajuk Mengembangkan Data dan Riset Menjadi Naskah Film di Universitas Paramadina Jakarta, Kamis (18/12/2014)
Namun, kata dia, yang menjadi rujukan utama adalah buku memoar Hatta. "Jika ada data dan fakta yang meragukan, saya akan kembali ke buku tersebut,” kata Salman.
Salman juga harus menggelar riset di negeri Belanda ini, menemukan tempat Hatta di penjara. Di berbagai buku tertulis Bung Hatta dipenjara di Cassius Straat, ternyata setelah melakukan riset dan menggali dari berbagai sumber literatur di Belanda, Hatta di tahan di jalan Casuarieastraat.
"Sayang, penjaranya sudah diganti gedung baru. Tapi ini penting untuk akurasi tempat dan waktu untuk film ini,” terang Salman saat .
Fathya Feurazia, Produser & Tim Riset Hatta menyatakan, berbagai upaya dilakukan untuk film Hatta ini sehingga diharapkan mampu mendekati fakta dan data sejarah.
“Meski sekarang riset bisa dilakukan melalui internet, tapi untuk merasakan suasana, dan mencari beberapa jejak yang hilang, kami juga melakukan riset di Belanda,” jelas Fathya.
Karena rentang hidup Hatta yang panjang, film ini rencananya menceritakan kehidupan sang proklamator dalam rentang waktu 1927 hingga 1949.
“Ini membantu untuk lebih focus. Di era ini jugalah Hatta berperan sangat besar dalam kemerdekaan hingga kedaulatan Indonesia,” kata Fathya.
Sutradara Erwin Arnada dan Penulis Skenario Salman Aristo, melakukan riset di Belanda untuk pembuatan film Muhammad Hatta.
Selama sepuluh hari berada di negeri Oranye tersebut, banyak hal yang diperoleh mereka. Salah satunya adalah memperoleh ijin masuk ke Ridderzaal Tweede Kamer Binnenhoff , Den Haag, tempat diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar (KMB) sepanjang bulan Agustus dan November 1949.
Di gedung ini , Bung Hatta memimpin delegasi Indonesia memperjuangkan kedaulatan, yang akhirnya diberikan oleh pemerintah Belanda kepada Indonesia, langsung dari Ratu Juliana. 27 Desember 1949.
Rencana Road to Hatta The Movie bakal menggelar seminar dan workshop tentang film Hatta ini di berbagai perguruan tinggi lainnya. “Kami berencana menggelar acara yang sama di berbagai komunitas lainnya,” imbuh Fathya. (Eko Sutriyanto)