Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian masyarakat Indonesia, tampaknya masih mengidap "komunistophobia", yakni ketakutan yang berlebihan terhadap berbagai atribut yang melekat pada ideologi tersebut.
Setidaknya, itu tampak dari komentar netizen ketika Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri, mengunggah fotonya tengah memakai baju berwarna merah dan berlambang "palu-arit".
Foto tersebut, diunggah ke akun Instagram miliknya, @anindyakputri, Jumat (202/2015). "I So Vietnam Today," tulisnya sebagai keterangan foto tersebut.
Kontan, foto Putri Indonesia tersebut dinilai tak pantas dan dikecam oleh sejumlah netizen, terutama di linimasa Twitter.
"sebarkan! "@M4ngU5il: "Pantaskah Putri Indonesia 2015 @AnindyaKPutri Berkaos Lambang Komunis?" kicau akun @semesta_kicau , Senin (23/2/2015).
Sementara akun @mas_prasetiyo menuliskan, "Puteri Indonesia 2015 @anindyakputri memakai kaos berlambang komunis, silakan @TNI_AD dan @KOPASSUS_id tindak lanjut."
Sedangkan akun @sissysweety , berusaha menjelaskan persoalan gambar baju sang putri tersebut tak perlu dipersoalkan.
"@aherbawono @semesta_kicau @anindyakputri yg pake kaos ISIS di depok jg lansung di tindak kan?apa beda na?utk komunis jd permisif gitu?"
Untuk diketahui, "komunistophobia" berawal dari upaya propaganda Presiden Soeharto untuk mendisreditkan lawan-lawan politiknya pada masa Orde Baru.
Selama 32 tahun, rezim terus mengasosiasikan Komunisme sebagai "makhluk jahat" melalui berbagai cara, baik dalam "penggelapan" sejarah 1965-1967, pembuatan film, serta media massa.
Padahal, menurut penelusuran Tribun, mayoritas pendiri negara bangsa merupakan pengagum bahkan penganut Komunisme. Sebut saja Haji Muhammad Misbach, HOS Tjokroaminoto, Bung Hatta, hingga Bung Karno.
Bahkan, sejarawan juga membuktikan Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan organisasi pertama yang secara nasional melakukan perlawanan terbuka terhadap kolonial Belanda, yakni yang dikenal sebagai "aksi perlawanan tiga daerah" tahun 1926.