News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Project Pop Menolak Tua dan Tidak Kreatif

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Project Pop meluncurkan album terbaru, Move On Lagi, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (25/2/2015).

TRIBUNNEWS.COM - Lagu-lagu dengan lirik jenaka meramaikan belantika musik pop Indonesia dari masa ke masa.

Project Pop termasuk yang setia di jalur pop jenaka itu. Mereka merilis album kesepuluh, Move on Lagi.

Project Pop yang terus berkiprah sampai hampir dua dekade membuktikan bahwa lagu jenaka mempunyai tempat tersendiri di belantika musik pop Tanah Air. Digawangi oleh Tika, Udjo, Gugum, Yossi, Oon, dan Odie, Project Pop sejak paruh kedua era 1990-an populer lewat lagu seperti "Dangdut is the Music of My Country" dan "Tu Wa Ga Pat".

Album kesembilan mereka, Move On, yang diproduseri sendiri oleh Project Pop dan Irwan Simanjuntak, memuat 10 lagu lama mereka yang digarap ulang plus dua lagu baru. Lagu lama tersebut ialah "Move On", "Gara-gara Kahitna", "Goyang Duyu", "Ingatlah Hari Ini", "BDG40 (Katakan Cinta)", "Plis Plis Polisi", "Sama-Sama", "Together Hamburger", "Beda Sama Kamu", "TTN-Teman tapi Ngarep". Adapun dua lagu lainnya merupakan lagu baru, yaitu "Mengapa-Mengapa" dan "Antara Bandung-Kuala Lumpur".

Kejenakaan lagu Project Pop dibangun lewat lirik, misalnya pada lagu "Antara Bandung-Kuala Lumpur". Lagu tentang kisah cinta yang terentang antara Bandung dan Kuala Lumpur ini digarap dengan gaya pop bernuansa Melayu. Ditampilkan suara akordion untuk memperkuat kesan kemelayuan lagu. Simak lirik lagunya:

"Kukejar dirimu ke Malaysia/ Menunggumu di menara kembar dua/ Sebulan tak kunjung bertemu jua/ Kurasa kau tinggal di Selangor. (Bukan)/ Mungkin juga kau tinggal di Johor (Bukan)/ Jangan-jangan kau tinggal di Bogor. (Nggak mau kasih tau)..."

Adapun kejenakaan lagu "Mengapa-Mengapa" dibangun lewat klip video. Lagu dikemas dengan musik yang "menggoda" orang untuk bergoyang, yaitu dangdut koplo. Istilah dangdut koplo ini disebut Udjo sebagai electronic dance music ala Indonesia. Jenis musik ini dipilih Project Pop karena electronic dance music tengah menjadi tren di dunia, termasuk di Indonesia dengan istilah dangdut koplo tersebut. Semakin terasa Indonesia karena di dalamnya disusupi alunan seruling Sunda.

Dosis kejenakaan diperbanyak lewat klip video lagu "Mengapa-Mengapa". Project Pop menyajikan beberapa jenis goyang yang dibawakan para personelnya sambil menyanyi. Ada goyang penguin, goyang senota, goyang itik, goyang duyu, goyang dumang, goyang ngebor, goyang morena, hingga goyang why-why (mengapa-mengapa) sesuai judul lagu.

Dengan jurus-jurus jenaka tersebut, Project Pop terus berkarya sampai hari ini. "Ini adalah bukti kami tetap menunaikan tanggung jawab sebagai orang-orang yang memiliki bakat menghibur. Jadi bukan sekadar persoalan distribusi atau uang belaka," kata Yossi.

Ditambahkan Udjo, meski banyak yang menyebut Project Pop adalah grup tua, Udjo dan teman-temannya bergeming. "Kami menolak untuk tua dan menolak untuk tidak kreatif," kata Udjo mantap.

Project Pop bahkan juga berencana melebarkan sayap ke negeri jiran dengan mengusung lagu "Antara Bandung-Kuala Lumpur". Publik musik Malaysia adalah pemuja lagu Project Pop, salah satunya pada lagu ”Bukan Superstar” yang klip videonya di kanal Youtube disaksikan lebih dari dua juta orang dalam kurun waktu lebih dari setahun.

"Yang pasti kami akan berkarya terus. Menghibur mulai dari bocah sampai opa-opa. Biarkan mereka enggak kenal kami, kami tetap nyanyi," tandas Udjo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini