Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Film Nasional yang jatuh setiap tanggal 30 Maret, dijadikan sebagai momentum bagi
insan perfilman Indonesia untuk mengkaji kembali sejauh mana kualitas film karyanya. Pada peringatannya tahun ini, sejumlah penggiat perfilman menggelar acara yang bertajuk 'Film and Art Celebration (FILARTC).
Acara yang digelar selama 27 hingga 29 Maret 2015 di Taman Ismail Marzuki (TIM), akan menampilkan sejumlah acara pertunjukan mulai dari pemutaran film, seminar, seni pertunjukan, pameran fotografi dan sejumlah kegiatan lainnya.
"Acara ini tidak berbayar alias gratis. Karena yang kita inginkan adalah bersatu dengan masyarakat. Kita juga bakal puterin sejumlah film Indonesia yang udah pernah tayang juga," terang Ketua Pelaksana FILARTC, Leni Lolang saat jumpa pers di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia West Mall, Jakarta, Selasa (17/3/2015).
Menurutnya, FILARTC diselenggarakan sebagai upaya meningkatkan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap film Indonesia. Apresiasi publik dan 'political will' pemerintah dalam mendukung film nasional yang merupakan tantangan bagi para pelaku perfilman tanah air.
Masih rendahnya apresiasi publik terhadap karya anak bangsa terhadap film Indonesia, juga menjadi alasan terselenggaranya acara tersebut.
"Sehingga, dengan diputarnya kembali film Indonesia di FILARTC ini, dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat, kalau kualitas film kita tidak kalah bagusnya dengan film Hollywood," ungkapnya.
Sejumlah film yang akan diputar selama acara berlangsung seperti 'Ca Bau Kan', 'Iblis Jalanan', Asia Raya', 'Ayat-ayat Cinta', 'Darah dan Doa', 'Cahaya Dari Timur: Beta Maluku', dan beberapa film Indonesia lainnya.
Beberapa penggiat film yang terlibat di FILARTC seperti Asosiasi Producer Film Indonesia (APROFI), Dewan Kesenian Jakarta Kineforum dan Asosiasi Perfilman, Komunitas film dan penggiat perfilman lainnya.